Pentingnya Gerakan Hidup Sehat Bagi Penderita Thalasemia

Dinas Kesehatan Kalsel berkolaborasi dengan Politekni Kesehatan Banjarmasin mengadakan kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Jurusan Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes Banjarmasin Program kemitraan dengan tema Penatalaksanaan penanganan thalasemia, di RSD Idaman Banjarbaru, Selasa (21/9/2021). MC Kalsel/tgh

Dalam rangka mengedukasi pentingnya Gerakan Hidup Sehat bagi penderita Thalasemia, Dinas Kesehatan Kalsel berkolaborasi dengan Poltekes Banjarmasin mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Jurusan Analis Kesehatan Poltekes Kemenkes Banjarmasin Program kemitraan di RSD Idaman Banjarbaru.

“Jadi kita kolaborasi dalam meimplementasikan dan membudayakan gerakan masyarakat hidup (Germas) banua dengan sasaran keluarga dan anak-anak penderita thalasemia,” kata Haitami selaku Ketua Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI) Kalsel, Selasa (21/9/2021).

Menurutnya, anak penderita thalasemia adalah anak-anak yang sangat membutuhkan dukungan. Karena mereka sebenarnya anak yang sehat tapi ada kelainan di dalam darahnya sehingga dibutuhkan dukungan yang luar biasa dari berbagai instansi di Provinsi.

“Jadi anak thalasemia perlu dukungan semua pihak. Di mana pada masa pertumbuhan perlu dukungan secara moril agar tetap semangat karena mereka selamanya harus berobat dan dirawat bahkan harus mematuhi anjuran yang sudah ditetapkan oleh dokter,” ujarnya.

Sementara itu, dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, selaku Dokter Spesialis Anak di RSD Idaman Banjarbaru mengatakan anak yang menderita thalasemia harus rutin berobat dan mendapatkan transfusi darah.

“Jadi penderita thalasemia harus rutin berobat dan transfusi darah satu bulan sekali. Pengobatan ini pun seumur hidup harus dilakukan,” tuturnya.

Oleh karena itu, peran pemerintah dan BPJS dalam memberikan bantuan pengobatan jalan bagi penderita thalasemia untuk membayar obat-obatan, perawatan rumah sakit dan transfusi darah.

Selain itu, Ia mengatakan di masa pandemi COVID-19 pengobatan bagi penderita thalasemia agak terhambat dikarenakan darah yang dibutuhkan berkurang sehingga seharusnya mereka dapat dua kantong darah malah cuman dapat satu kantong.

“Sebelum pandemi masih bisa dua kantong, sekarang cuma bisa satu kantong kita sama ratakan. Pandemi agak sulit dicari dan mereka harus mencari ke luar,” ungkapnya.

Untuk diketahui peserta kegiatan terdiri atas penyandang thalasemia diberbagai daerah di Kalsel dan tim pengabdiam masyarakat. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai