Keberadaan kader posyandu memiliki posisi strategis pada pencapaian peningkatan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karenanya penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) kader posyandu menjadi bagian penting dalam keberlangsungan dan kualitas layanan posyandu di lapangan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Keaehatan Provinsi Kalsel, Muhammad Muslim saat membuka acara orientasi kader posyandu untuk Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala di Hotel Berbintang, Banjarmasin, Jumat (17/9/2021).
Muslim mengatakan perkembangan posyandu di Kalsel sudah sangat baik, dan bahkan mengalami peningkatan yang cukup pesat dari sisi kuantitas atau jumlah.
“Berdasarkan data tahun 2020, terdapat 3.974 posyandu yang tersebar di berbagai wilayah Kalsel. Bila dibandingkan dengan jumlah 2.000-an desa yang ada di daerah kita, maka tiap-tiap desa sudah memiliki minimal 1 posyandu,” kata Muslim.
Perkembangan jumlah posyandu yang sangat menggembirakan itu, kata Muslim tentunya juga memberikan harapan yang besar, untuk mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Oleh karenanya, selama masa pandemi COVID-19 terjadi penurunan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita. Untuk meminimalisir risiko kesehatan pada golongan masyarakat rentan perlu dilakukan penggerakan kembali kegiatan posyandu dengan melakukan adaptasi kebiasaan baru.
Mengingat pentingnya peran posyandu, maka aktivitas pemantauan pertumbuhan balita sebagai salah satu upaya untuk program pencegahan stunting dan masalah gizi lainnya tetap harus dijalankan.
“Jadi di masa Adaptasi Kebiasaan Baru, posyandu tetap melakukan kegiatan utama yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, imunisasi, keluarga berencana dan peningkatan perilaku hidup sehat serta kegiatan tambahan dengan menyesuaikan zonasi penyebaran COVID-19 di wilayahnya dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kalsel, Nurul Ahdani berharap kegiatan orientasi dapat meningkatkan kemampuan kader posyandu bayi balita dalam melakukan sistem 5 meja. “Sistem 5 meja itu dimulai dari pendaftaran, penimbangan, pengukuran, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), Penyuluhan dan sistem informasi posyandu (SIP),” kata Nurul.
Dikatakan Nurul, tujuan daripada orientasi kader posyandu untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman yang baik dalam mereka melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai kader.
“Kader harus memiliki kemampuan dalam melakukan penimbangan, pengukuran, pengisian KMS dan pelaporan sesuai dengan SIP. Maka melalui kegiatan orientasi itu, kader diajarkan juga untuk melakukan penyuluhan dan langkah cuci tangan pakai sabun,” ujarnya.
“Melalui orientasi kader semakin mengerti dan memahami mengenai cara penimbangan, pengukuran pelaporan yang baik dan sesuai dengan standar SIP, dan mampu meningkatkan penyuluhan perorangan. Kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan ketat,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh