Saring Sebelum Sharing, Edukasi Bijak Bermedsos

Edukasi kepada generasi muda tentang dampak negatif pemanfaatan internet serta pemahaman pemanfaatan internet yang bisa digunakan untuk banyak hal positif, MTsN 2 Banjarmasin bekerjasama dengan Diskominfo Kalsel menggelar sosialisasi dampak positif dan negatif media sosial bertempat di aula MTsN 2 Banjarmasin, Selasa (27/11). MC Kalsel/Rmd

Menurut data pada tahun 2016 Lebih dari 132 juta jiwa penduduk atau sekitar 51 persen dari jumlah penduduk di Indonesia terhubung satu dengan yang lainnya melalui dunia maya dengan berbagai perangkat digital.

Indonesia sendiri menduduki peringkat ke 4 dunia pengguna medsos facebook yang sebagian besarnya merupakan generasi milenial.

Tidak dipungkiri media sosial sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda perkotaan.

Namun kemudahan dalam mengakses internet khususnya media sosial seringkali tidak dibarengi dengan edukasi tentang penggunaan internet secara baik dan benar.

Untuk itu Dalam rangka memberikan edukasi kepada generasi muda tentang dampak negatif pemanfaatan internet serta pemahaman pemanfaatan internet yang bisa digunakan untuk banyak hal positif, MTsN 2 Banjarmasin bekerjasama dengan Diskominfo Kalsel menggelar sosialisasi dampak positif dan negatif media sosial bertempat di aula MTsN 2 Banjarmasin, Selasa (27/11).

Sosialisasi dampak positif dan negatif media sosial diisi dengan pemaparan materi tentang pemahaman penggunakan internet yang cerdas dan produktif pada siswa-siswi serta tanya jawab langsung kepada pemateri dari Diskominfo Kalsel.

Kasi Sumber Daya Komunikasi Publik, Muhari saat menjadi pemateri menyampaikan media sosial bisa menjadi pedang bermata dua,”kalo kita manfaatkan dalam hal positif medsos bisa sangat bermanfaat, seperti untuk tempat promosi, memperbanyak teman sampai sarana untuk mengembangkan bakat dan keterampilan,” katanya dihadapan puluhan siswa-siswi MTsN 2 Banjarmasin.

Akan tetapi tambahnya, media sosial juga bisa berdampak negatif mulai dari kecanduan,”sampai bisa menjadi kejahatan, seperti ikut menyebarkan hoax, hingga bahaya pornografi,” tambahnya.

Saat penyampaian materi sosialisasi, Muhari juga menyerukan kampanye melawan hoax dan penggunaan media sosial secara cerdas serta bersama untuk menghindari dampak-dampak negatif internet. Disampaikan pula menurut survei lembaga MASTEL di tahun 2017, sebanyak 92,4 % berita hoax menyebar melalui media sosial.

“Mari bersama menggunakan internet secara cerdas dan produktif untuk meningkatkan pemahaman dalam proses belajar,” pungkasnya. MC Kalsel/Rmd

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan