Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Rapat Koordinasi dan Evaluasi Imunisasi Rutin Bagi Bidan Desa, Perawat dan Vaksinator yang bertujuan agar mewujudkan pelaksanaan imunisasi yang lebih luas dalam pelayanan kesehatan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mewujudkan Kalsel yang sehat dan kuat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Raudatul Jannah yang diwakili Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Anhar Ihwan menyampaikan keberhasilan mewujudkan Kalsel yang sehat dan kuat sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, Banjarmasin, Selasa (21/5/2024).
“Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, kuat, produktif dan berdaya saing harus kita upayakan bersama. Upaya ini dimulai sejak bayi masih dalam kandungan, dilanjutkan setelah bayi lahir, ketika masa kanak-kanak, hingga masa dewasa,” kata Anhar.
Anhar menyebutkan, pelaksanaan imunisasi sebagai program pelayanan kesehatan primer saat ini menjadi fokus pilar transformasi Kementerian Kesehatan. Berkaca dari pengalaman pandemi covid-19, terjadi penurunan cakupan imunisasi secara global maupun nasional termasuk di Kalsel. Sehingga, hal ini tentu akan mengakibatkan timbulnya daerah kantong yang memiliki potensi besar sebagai sumber kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) hingga menimbulkan terjadinya kejadian luar biasa. Munculnya beberapa KLB PD3I menjadi alarm bagi semua pihak untuk mulai fokus mengejar ketertinggalan.
Saat ini, pemberian imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost-effective serta berdampak positif untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kalsel. Pelayanan imunisasi saat ini dituntut tidak hanya tinggi dan merata tetapi juga harus berkualitas sehingga dapat membentuk kekebalan komunitas atau yang disebut dengan herd immunity.
Berdasarkan hasil assesment WHO tahun 2022 untuk penyakit polio dari 13 kabupaten/kota hanya 2 kabupaten yang masuk risiko sedang yaitu Hulu Sungai Tengah dan Balangan selainnya masuk risiko tinggi, kemudian untuk assesment campak rubella yang masuk risiko sedang juga hanya 2 kabupaten yaitu Hulu Sungai Selatan dan Balangan selainnya risiko tinggi bahkan sangat tinggi untuk beberapa kabupaten/kota.
“Berkat kerja keras kita bersama capaian imunisasi dasar lengkap 2023 meningkat mencapai 91,29 persen atau berada di urutan 6 dari 38 provinsi dan imunisasi baduta lengkap mencapai 57,68 persen di urutan 8 dari 38 provinsi sedangkan capaian imunisasi t2+bumil mencapai 58,05 persen atau berada di urutan 5 dari 38 provinsi,” ujar Anhar.
Oleh karena itu, penilaian/assesment WHO tahun 2023 Kalsel masuk kategori sedang dan dengan kerja keras di tahun 2024, Pemprov Kalsel optimis dapat menjadi provinsi dengan risiko rendah dan menjadi provinsi yang berkontribusi dalam pencapaian eradikasi polio serta eliminasi campak dan rubella di 2026.
Pada kesempatan tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel juga mengapresiasi Kota Banjarbaru yang merupakan salah satu kabupaten/kota yang mencapai target nasional dengan capaian imunisasi dasar lengkap sebesar 100,51 persen, sedangkan untuk capaian imunisasi t2+ bumil, ada empat kabupaten/kota yang berhasil mencapai target nasional, yaitu Tanah Laut dengan capaian 84,44 persen, Hulu Sungai Selatan dengan capaian 82,13 persen, Tanah Bumbu dengan capaian 80,37 persen dan Banjarbaru dengan capaian 80,33 persen. MC Kalsel/scw