Dinas Kesehatan Kalsel menggelar pertemuan analisis dan pemanfaatan data surveilans gizi angkatan 2 Provinsi Kalsel dengan tema “Gizi Optimal Untuk Generasi Milenial di Banjarmasin, Selasa (28/1/2020).
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, M. Muslim mengatakan pelaksanaan surveilans gizi dilakukan dari posyandu, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Secara rinci surveilans gizi meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis data, tindakan dan pemanfaatan data.
“Prinsip dasar kegaitan surveilans gizi adalah tersedia data yang akurat dan tepat waktu, proses analisis atau kajian data, tersediannya informasi yang sistematis dan terus menerus meyebarluaskan informasi, umpan balik dan pelaporan, tindak lanjut sebagai respon terhadap perkembangan informasi,” ujarnya.
Untuk itu, kata Muslim dalam 5 tahun terakhir ini status gizi Indonesia termasuk Provinsi Kaimantan Selatan mengalami perbaikan yang cukup menggembirakan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 dan itu juga sejalan yang tertulis dalam Global Nutrition Report tahun 2018.
“Meskipun demikian prevalensi stunting tersebut tetap berada diatas ambang batas untuk dikatakan masalah kesehatan masyarakat menurut WHO tahun 2010,” ungkapnya.
Berdasarkan Undang-undang perlindungan kesehatan anak nomor 23 tahun 2012 menyatakan bahwa setiap anak di Indonesia memilikl hak untuk hidup dan berkembang secara optimal. Apabila dikaitkan dengan gizi maka hak anak tersebut terbebasnya dari masalah gizi termasuk stunting.
Dengan demikian pemerintah menjadikan penurunan stunting menjadi prioritas nasional dengan menyusun kerangka penanganan. “Stunting melalui konvergensi program ditingkat pusat hingga ke tingkat daerah di desa sebagai unit pemerintahan terkecil,” jelasnya.
Maka dalam rancangan RPJMN 2020-2024 untuk mancapai target yang telah direncanakan dibutuhkan keseriusan dan strategi yang tepat.
“Kita harus lebih memprioritaskan upaya preventif dan promotif dimana upaya tersebut sebenarnya sangat signifikan dalam hal penurunan stunting dan mencapai misi pembangunan Indonesia yakni masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat,” ucapnya.
Sementara itu, Didi Aryadi selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Kalsel mengatakan tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan koordinasi tentang informasi status gizi balita dan ibu hamil sebagai kegiatan pemantauan pertumbuhan secara berjenjang antara Dinas Kesehatan, LP dan LS terkait.
Peserta kegiatan sebanyak 150 orang dibagi dua angkatan yaitu angkatan pertama jajaran Dinas Kesehatan, Lintas sektor SKPD yaitu Tim Penggerak PKK Kalsel, Dinas Kominfo Kalsel, BPS Kalsel, Poltekkes Jurusan Gizi dan angkatan kedua dari Bappeda Kalsel, Tenaga Ahli Kementerian Desa Prov Kalsel, Ketua Prodi Stikes Husada Borneo, DPD Persagi Prov. Kalsel, Dinas kesehatan. Kegiatan berlangsung selama 4 hari terhitung dari tanggal 28-31 Januari 2020. MC Kalsel/tgh