Optimis Sasirangan Akan Mendunia

Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Wakil Walikota Banjarmasin Hermansyah, Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani, dan Forkopimda Kota Banjarmasin, secara resmi membuka Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) Ke- 2 dengan menabuh Sarun (alat musik tradisional) di Siring Menara Pandang Banjarmasin, Rabu (7/3). MC Kalsel/rmd

Ratusan warga Banjarmasin tumpah ruah memadati Siring Menara Pandang, hampir semuanya memakai baju dari kain khas Kalimantan ‘Sasirangan’ dengan berbagai motif, untuk mengikuti jalannya pembukaan event Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-2, Rabu (7/3).

Para undangan yang duduk di depan panggung juga disuguhkan iringan-iringan musik banjar, dan penampilan beberapa penari yang begitu kompak membawakan tarian Radap Rahayu.

Kegiatan yang dibuka langsung oleh Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina ini tak hanya menampilkan produk kain Sasirangan saja, namun juga ada lomba mewarnai kain Sasirangan, fashion show, pelatihan pengrajin Sasirangan, hingga forum diskusi yang membahas kain kain khas Kalimantan ini.

Usai pembukaan, Walikota Banjarmasin didampingi Wakil Walikota Banjarmasin Hermnsyah mengunjungi stand pameran yang memamerkan kain sasirangan dari 12 Kabupaten/Kota di Kalsel kecuali Kotabaru dengan motif berbeda sesuai dengan asal Kabupaten/Kota-nya.

Menurut Ibnu Sina, kegiatan BSF memang ditujukan sebagai ajang promosi kerajinan kain Sasirangan, sehingga produk unggulan Kota Banjarmasin ini tidak hanya dikenal di Kalsel saja, tetapi juga dikenal hingga tingkat nasional,” bukan hanya Nasional di harapkan Sasirangan juga bisa mendunia, itu sedang kita dorong sekarang,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Ibnu Sina juga menambahkan, dengan kegiatan BSF ini, maka semua pengrajin, designer dan semua unsur terkait, mempunyai wadah untuk berkreatifitas, ”ini adalah bentuk dukungan nyata pemerintah kota Banjarmasin untuk para pengrajin Sasirangan, dan untuk mendorong agar Sasirangan bisa menjadi alternatif fashion dunia,” tambah Ibnu Sina.

Ditambahkan Ibnu, dengan banyaknya event nasional di Banjarmasin juga sangat membantu promosi kain Sasirangan di kancah nasional,” lihat saja kalo kita di Bandara di daerah lain, atau dalam rapat-rapat nasiaonal, bukan hanya orang Banjar yang memakai Sasirangan, ini bukti Sasirangan sudah menasional,” ungkap Ibnu.

Pada HUT Taman Mini yang ke -43, Pemko Banjarmasin bersama dengan Pemprov Kalimantan Selatan akan menjadikan sasirangan sebagai seragam wajib pada acara tersebut,” ini juga merupakan arahan dari Gubernur, dan Pemko bersama Kabupaten/Kota yang lain siap berpartisipasi dan membagikan sebanyak 3000 untuk dipakai oleh para peserta,” ungkapnya.

Menurutnya event akbar dalam rangka HUT TMII dapat dijadikan sarana promosi pemerintah untuk mengenalkan kain khas Sasirangan secara nasional bahkan dunia. Selain mengenakan Sasirangan saat menghadiri atau menjadi tamu kenegaraan pihaknya juga bekerjasama dengan beberapa maskapai penerbangan agar memuat motif Sasirangan pada seragam saat bertugas.

Pemko Banjarmasin juga telah menerima bimbingan dari bikraf, dan sebuah bantuan khusus berupa gedung sasirangan kreatif sebagai sarana untuk mendidik para pengrajin untuk memperkaya motif dan meningkatkan mutu.

“Kain Sasirangan Banjarmasin juga harus mengikuti perkembangan fashion zaman sekarang, dan yang lebih penting harus ramah lingkungan dengan memakai pewarna alami,”ucap Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.

Ditanya motif favorit, Walikota Banjarmasin mengatakan dirinya lebih menyukai motif dan warna yang kalem, ”yang cerah sebenarnya juga suka, asalkan tidak berubah dari pakem, contohnya motif gigi haruan atau kalakai dan gagatas,” ungkapnya sambil tersenyum. MC Kalsel/rmd

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan