Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor menginstruksikan SKPD terkait melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sedari dini.
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalsel, Fathimatuzzahra menyampaikan, pihaknya mengantisipasi potensi Karhutla dengan terus berkoordinasi bersama BPBD dan Manggala Agni melalui Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang juga aktif dalam Satgas Pengendalian Karhutla di wilayah kabupaten/kota.
“Kami melakukan pengendalian Karhutla melalui upaya pencegahan dengan cara patroli rutin ke wilayah rawan Karhutla dan sosialisasi langsung kepada masyarakat pemilik maupun penggarap lahan tentang bahaya Karhutla yang dilaksanakan oleh Brigdalkarhutla, Polisi Kehutanan (Polhut) dan Penyuluh Kehutanan sebagai upaya mitigasi Karhutla di Kalsel,” kata Fathimatuzzahra, Banjarbaru, Senin (10/4/2024).
Diutarakan Fathimatuzzahra, Dishut juga berkoordinasi dengan UPT Dinas dan Perusahaan mitra seperti PPKH atau PBPH di Kalsel serta rutin melakukan pengecekan peralatan Karhutla dan kesiapsiagaan personil Dalkarhutla di UPT Dinas dan PPKH atau PBPH serta akan terus rutin memantau tinggi permukaan air gambut di wilayah sekitar Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor yang merupakan daerah rawan Karhutla.
“Sosialisasi dan penyuluhan langsung setiap harinya kepada masyarakat maupun pemilik lahan, dari lahan ke lahan, rumah ke rumah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya Karhutla,” tutur Fathimatuzzahra.
Lebih jauh Fathimatuzzahra mengatakan, patroli dan sosialisasi sudah dilakukan setiap harinya dari awal Maret dan akan terus dilakukan hingga Juni nantinya.
“Pemasangan spanduk himbauan dan peringatan terkait bahaya Karhutla di wilayah rawan karhutla sudah dipasang sebagai salah satu upaya penguatan mitigasi Karhutla di Kalsel,” ungkap Fathimatuzzahra.
Diketahui, empat tahun terakhir luas kebakaran mengalami grafik penurunan, diantaranya di tahun 2019 luas kebakaran mencapai 19.750 hektare, tahun 2020 luas kebakaran menurun 255 hektare kembali naik di tahun 2021 seluas 4.584 hektare, kemudian menurun di 2022 seluas 242 hektare.
Meskipun masih ada hujan di beberapa wilayah di Kalsel, tetapi terdapat wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria yang sangat pendek, yaitu satu hingga lima hari yang artinya potensi munculnya hotspot masih saja bisa terjadi di beberapa wilayah. MC Kalsel/Ar