Kabupaten Kotabaru memiliki area perkebunan kelapa sawit terluas di Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan luas mencapai 156.554 Ha dari total 426.445 Ha, dan mampu memproduksi hingga 585.713 Ton Crude Palm Oil (CPO).
Dengan potensi tersebut, Kotabaru berhasil meraih peringkat I Ekspor Pertanian dari Kementerian Pertanian yang diserahkan di kantor Wakil Presiden RI di Jakarta pada Senin (13/9) lalu.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel, Suparmi, mengatakan penghargaan yang diterima sejalan dengan semangat serta misi Pemerintah Provinsi Kalsel dalam mendukung program nasional dari Kementerian Pertanian, yaitu Tiga Kali Ekspor (Gratieks) dengan telah dibentuknya Tim Koordinasi Peningkatan dan Percepatan Ekspor Produk Pertanian di Kalsel.
“Prestasi ini sangat membuat bangga Kalsel, karena dunia pertanian Kalsel sektor perkebunan berhasil meraih hasil yang memuaskan, ditambah dukungan dari Gubernur Kalsel di sektor pertanian dan perkebunan,” ujar Suparmi.
Menurut Suparmi, salah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian adalah dengan meningkatknya nilai ekspor, yang tidak hanya dilihat dari nilai ekonomi saja, melainkan mencakup volume, frekuensi, negara tujuan, ragam komuditas, dan jumlah eksportir.
“Peningkatan nilai ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh kalangan masyarakat hingga petani di Kalimantan Selatan,” kata Suparmi.
Berdasarkan data Disbunnak Kalsel, hingga akhir Juli 2021 kinerja ekspor komoditas pertanian asal Kalsel meningkat sebesar 106,22 persen dengan nilai mencapai Rp4,97 Triliun dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya senilai Rp2,41 Triliun.
“Di masa pandemi COVID-19 kinerja ekspor komoditas pertanian mengalami peningkatan,” kata Suparmi.
Suparmi mengatakan, Pemerintah Provinsi Kalsel telah menyusun sejumlah langkah strategis dalam rangka pembangunan sektor perkebunan khususnya kelapa sawit. Di antaranya, meningkatkan produksi Tandan Kelapa Sawit (TBS) melalui program Perkebunan Sawit Rakyat (PSR) yang di tahun 2021 ini ditargetkan seluas 10.700 Ha.
“Pemerintah Provinsi Kalsel terus meningkatkan hilirisasi industri dari CPO, peningkatan diversifikasi integrasi kebun sawit dengan komoditas pertanian dan perikanan, komitmen membuka lahan baru sawit tanpa membakar serta meningkatkan peran serta PBS dan PBN dalam pembangunan daerah,” ujar Suparmi. MC Kalsel/scw