Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor melalui Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Agus Dyan Nur Membuka Rapat Koordinasi Bidang Keagamaan Tahun 2024 dengan tema Moderasi Beragama di Kalimantan Selatan yang diselenggarakan Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Rabu (7/8/2024).
Dalam sambutannya Agus menyampaikan, rapat koordinasi bidang keagamaan ini, memang penting dan relevan untuk diselenggarakan, sejalan dengan upaya bersama untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Kalsel yang agamis dan berbudi pekerti luhur.
“Ini merupakan forum untuk kita saling bersinergi, dalam upaya bersama mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai,” kata Agus.
Agus menyampaikan, tanpa sinergi, pembangunan bidang apapun akan terhambat, dan tidak mencapai hasil yang maksimal, apalagi untuk pembangunan bidang keagamaan, yang bersentuhan langsung dengan keumatan.
Oleh karena itu, sinergi antar pemerintah daerah, tokoh agama dan pimpinan organisasi keagamaan, terus kita tingkatkan. Dengan bersinergi, program dan kegiatan pembangunan bidang keagamaan, akan mencapai hasil yang lebih baik dan optimal.
Selanjutnya, dalam kesempatan tersebut Agus juga memberikan apresiasi penghargaan kepada para pemuka agama, pimpinan organisasi keagamaan, serta pihak-pihak lainnya, yang selama ini telah bersinergi dengan baik, dengan Pemerintah Provinsi Kalsel dalam pembangunan bidang keagamaan, sehingga pembangunan keagamaan di Banua berlangsung secara harmonis dan dinamis.
“Kehadiran saudara sekalian, mencerminkan komitmen dan perhatian kita, agar terus menerus meningkatkan kualitas dan kuantitas pembangunan bidang keagamaan di Kalsel,” ujar Agus.
Lebih jauh Agus menyampaikan, melalui rapat koordinasi ini, dapat menjadi sebuah upaya yang konkrit dan berkelanjutan, khususnya berkaitan dengan memelihara kerukunan umat beragama di Provinsi Kalsel.
Agus menyebut, dalam kerangka koordinasi pembangunan bidang kegamaan, saat ini kemampuan sedang diuji dalam berkoordinasi dan bersinergi, khususnya dalam menyikapi isu-isu keagamaan yang di media sosial, yang cenderung memecah belah kerukunan keumatan.
“Isu-isu agama sangat mudah memecah persatuan dan kesatuan, jika menyebar luas ke ruang publik. ini ancaman terhadap keutuhan kita, sebagai bangsa dan umat beragama. Saya kira, tokoh-tokoh agama, pimpinan organisasi, mempunyai peran penting dalam mencegah pemahaman yang keliru dalam menanggapi penyebaran isu-isu agama,” jelas Agus.
Kedepan program dan kegiatan untuk peningkatan pengetahuan dan pemahaman keagamaan bagi umat beragama, juga lebih diintensifkan. Dengan demikian, kehidupan beragama, benar-benar tumbuh dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai suci yang diajarkan oleh agama. MC Kalsel/scw