BANGSIBUN BAKARET, Gubernur Sahbirin Noor Berikan Perhatian Kepada para Pekebun Karet di Kalsel

Guna terwujudnya pembangunan perkebunan karet berkelanjutan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus menggaungkan inovasi Pengembangan Koorporasi Pekebun Berbasis Kawasan Karet (BANGSIBUN BAKARET) sebagai upaya menggelorakan kembali industri karet di Kalsel termasuk di Kabupaten Balangan.

Kepala DisbunnakProvinsi Kalsel, Suparmi menjelaskan, BANGSIBUN BAKARET merupakan program prioritas Disbunnak sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing pengembangan kawasan perkebunan karet berbasis  korporasi petani/pekebun yang bertujuan untuk mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan Kalsel sebagai penyangga pangan IKN serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun karet di Kalsel, Banjarbaru, Senin (5/2/2024).

Suparmi menyebut, dalam beberapa tahun terakhir industri karet di Indonesia tak terkecuali di Kabupaten Balangan mengalami penurunan.

“Hal tersebut disebabkan rendahnya harga bahan olah karet (bokar) karena anjloknya harga karet di pasar internasional berdasarkan Singapore Commodity Exchange (SICOM), rendahnya produksi dan produktivitas tanaman karet yang disebabkan serangan penyakit gugur daun karet Pestalotiopsis sp, kurangnya pemeliharaan dan juga norma sadap karet disebabkan mahalnya harga pupuk serta konversi tanaman karet ke komoditas lain serta banyaknya tanaman tua dan tidak produktif yang belum mau ikut program peremajaan karena ketergantungan pendapatan dari hasil kebun karet,” jelas Suparmi.

Atas berbagai permasalahan tersebut, Suparmi menyampaikan, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bergerak cepat dan merespon fakta tersebut dengan memerintahkan Disbunnak untuk mencari solusi terbaik mengatasi hal tersebut, yang diwujudkan dengan menciptakan Inovasi Program BANGSIBUN BAKARET yang telah dilaksanakan mulai 2022.

“Program BANGSIBUN BAKARET ini didukung oleh beberapa program strategis yaitu Program Peremajaan Karet yang sejak 2017 s.d 2023 seluas 3.914 hektare dibeberapa Kabupaten telah diremajakan, antara lain di Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, Banjar dan Tapin serta diharapkan pada 2024 ini peremajaan karet kembali dilaksanakan sebanyak 100 hektare di Kabupaten Balangan,” ujar Suparmi.

Kegiatan peremajaan tanaman karet tersebut diterapkan dengan Pola Sistem Usahatani Perkebunan Rakyat Diversifikasi Terintegrasi (SUPRADIN) sehingga pekebun dapat memanfaatkan lahan untuk tumpang sari tanaman yang dapat menghasilkan lebih cepat disesuaikan dengan permintaan pasar dan efisiensi lahan dalam berbagai komoditas tanaman yang diusahakan termasuk untuk usaha peternakan. Hal ini sebagai solusi pengganti pendapatan pekebun karet selama tanaman karet belum menghasilkan maupun sudah menghasilkan nantinya, karena dengan Pola SUPRADIN ini terakomodir tumpang sari long time atau satu daur perkebunan karet.

Kemudian, dijelaskan Suparmi, kegiatan peremajaan tanaman karet yang diinisiasi oleh Pemprov Kalsel senantiasa melibatkan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) sebagai Unit Pelaksana Teknis Disbunnak dalam hal penggunaan benih unggul bersertifikat dan berlabel, sebagaimana kegiatan peremajaan tanaman karet di Kabupaten Balangan Tahun 2023, dimana pekebun penerima hibah menerima benih tanaman karet dengan Klon IRR-112 sebagai upaya preventif agar tanaman karet yang ditanam lebih tahan dan toleran terhadap serangan gugur daun yang disebabkan Pestalotiopsis sp.

“Pemprov Kalsel juga menggencarkan kegiatan intensifikasi tanaman karet dengan mengalokasikan bantuan pupuk NPK. Pada 2024 ini sebanyak 625 Ton rencana akan didistribusikan di Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan, Tapin, Banjar dan Tanah Bumbu dengan total luasan 2.500 Ha. Kegiatan intensifikasi tanaman karet tersebut merupakan upaya Pemprov Kalsel melalui Disbunnak untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet dan mengatasi permasalahan penyakit gugur daun,” ucap Suparmi.

Selanjutnya, Pempov Kalsel juga memberikan perhatian serius terhadap pekebun karet di Balangan dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) karet di Kalsel. Pada tahun 2023 Pemprov Kalsel menyalurkan bantuan pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) sebanyak 760 kg untuk lima Kabupaten yaitu Kabupaten Banjar, HST, Balangan, Tabalong dan HSU masing-masing 152 kg dan bantuan pengendalian penyakit Kering Alur Sadap (KAS) berupa ANKAS sebanyak 1.000 liter masing-masing 200 liter. Pemprov Kalsel berupaya meningkatkan wawasan dan keterampilan pekebun dalam pengendalian OPT karet melalui pelatihan perbanyakan dan penyebaran Trichoderma sp di Kabupaten Tapin dan Tanah Laut. Pemprov Kalsel aktif dalam pengendalian penyakit Gugur Daun Karet (GDK) melalui pemberian alat pengabutan (fogging) pada lima Kabupaten yaitu Kabupaten Tapin, Balangan, Tabalong, HST, HSU dan Tanah Bumbu.

Oleh karenanya, Pemprov Kalsel selalu mendorong peningkatan mutu Bokar dengan menyalurkan bantuan Alat pembuat asap cair. Saat ini sdh ada 35 Unit alat asap cair yang sudah dibagikan ke Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Kotabaru Tabalong dan Tanah Bumbu serta mendistribusikan bantuan bahan pembeku Lateks dari 2022 sebanyak 217.795,5 liter ke seluruh kabupaten wilayah karet di Kalsel.

“Paman Birin terus mendorong penguatan kelembagaan karet yaitu Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang merupakan cikal bakal  penguatan kelembagaan pada Program BANGSIBUN BAKARET. Kalsel saat ini telah memiliki 229 unit UPPB dan akan terus dikembangkan dan ditingkatkan peranannya dalam mendukung industri karet di Kalsel,” ucap Suparmi.

Sehingga diharapkan, melalui BANGSIBUN BAKARET didorong diversifikasi usaha ternak kambing di kawasan karet dimana hingga 2022 populasi kambing di Kalsel sebanyak 62.803 ekor. Disbunnak juga senantiasa membina pekebun karet untuk meningkatkan kualitas bokar, sehingga pekebun mendapatkan harga jual yang lebih baik.

Kemudian untuk kedepan akan digalakkan kembali kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak pabrikan dengan UPPB yang ada di Kalsel. Disisi lain, terdapat tantangan untuk peningkatan industri hilir karet di Kalsel agar tidak terbatas pada produk SIR10/SIR20/Sheet, sehingga kedepan harus menggandeng Kementerian Peridustrian dan instansi dibawahnya sebagai tugas dan fungsinya.

“Pemprov Kalsel sesuai arahan Gubernur Kalsel akan terus menciptakan inovasi dan strategi yang berkonsep pentahelix guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekebun dan peternak sebagai bentuk komitmen dalam upaya mewujudkan visi misi Kalsel Maju (Makmur, Sejahtera dan Berkelanjutan) sebagai Gerbang IKN dan misi nomor 2 yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata salah satu melalui Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan,” pungkasnya. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai