BI Kalsel Dukung Ekspor UMKM dan Percepat Penurunan Stunting di HSU

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan (KPw BI Kalsel), Wahyu Pratomo memotivasi kepada pengrajin purun berbahan baku eceng gondok yang dikembangkan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Kembang Ilung asal Hulu Sungai Utara (HSU) yang memiliki potensi menembus pasar global.

“Dalam konteks itu, ada tiga prasyarat utama bagi perajin supaya menembus pasar ekspor, pertama jangan takut bermimpi, kedua konsisten meningkatkan keahlian, dan terakhir senantiasa belajar untuk meningkatkan kualitas produk” tutur Wahyu, Jumat (22/9/2023).

Produk kerajinan purun asal HSU terus didorong agar menembus pasar ekspor, pesan itu mengemuka dari kegiatan Peresmian Program Desa Devisa dan Penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di Pendopo Desa Banyu Hirang, Amuntai Selatan, Kabupaten HSU.

Menurutnya selain lewat program pembinaan UMKM, dukungan BI Kalsel diwujudkan melalui PSBI, pada kesempatan ini BI Kalsel juga menyerahkan bantuan sarana dan prasarana kriya eceng gondok bagi KUB Kembang Ilung yang merupakan UMKM binaan BI Kalsel.

Desa Devisa merupakan program pembinaan kepada UMKM lokal agar produk yang dihasilkan bernilai tambah dan sanggup menembus pasar global.

Program ini merupakan hasil sinergi antara KPw BI Kalsel, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Pemerintah Provinsi Kalsel, dan Pemerintah Kabupaten HSU.

Senada dengan itu, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Irianto Naibaho menilai para perajin yang tergabung dalam KUB Kembang Ilung sudah menghasilkan produk yang bagus dan siap ekspor, pihaknya juga siap mencarikan calon pembeli dari luar negeri.

“Kami bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri rutin menyelenggarakan business matching dengan buyer luar negeri dan terus menggali produk UMKM yang bisa diekspor, termasuk di HSU,” kata Sofyan.

Masih dalam konteks pengembangan ekonomi daerah, dalam kesempatan ini BI Kalsel juga menyerahkan PSBI dukungan penanganan stunting untuk Hulu Sungai Utara.

PSBI diberikan dalam bentuk intervensi spesifik berupa paket susu bagi 50 balita stunting yang tersebar di empat desa, yaitu Desa Patarikan, Desa Palanjungan Sari, Desa Karias Dalam, dan Desa Paminggir.

Selain itu, ada pula bantuan intervensi sensitif berupa alat kesehatan untuk tiga unit pelayanan kesehatan di HSU, yakni Poskesdes Karias Dalam, Poskesdes Palanjungan Sari, dan Poskesdes Patarikan.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan (TP-PKK) Kalsel yang diwakili Ketua Bidang IV, Supri Nuryani mengapresiasi langkah BI Kalsel untuk mempercepat penurunan stunting di HSU.

“Dengan dukungan dari semua pihak, terutama BI Kalsel, kami optimis target penurunan angka prevalensi stunting menjadi maksimal 14 persen pada 2024 akan tercapai,” sebut Supri. MC Kalsel/Fuz

Mungkin Anda Menyukai