“Haram manyarah, waja sampai kaputing,” sebuah ungkapan yang kerap terdengar pada film Pangeran Antasari, sebuah karya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan untuk mengabadikan sejarah perjuangan yang juga disebutkan sebagai Perang Banjar dalam bentuk film.
Pemutaran film Pangeran Antasari ini menjadi salah satu agenda khusus dalam penyelenggaraan Kemah Bela Negara (KBN) Tingkat Nasional di Kiram Park Kabupaten Banjar tanggal 10-16 Juli 2023, seluruh peserta dikerahkan untuk menyaksikan secara bergantian, putra pada Selasa malam sedangkan putri pada Rabu malam.
“Berkenan kegiatan nonton film ini tujuannya adalah untuk memberikan wawasan kepada seluruh peserta KBN, bahwa perjuangan kemerdekaan yang didapatkan tidak dengan mudah didapatkan akan tetapi mulai perjuangan yang cukup panjang, penuh pengorbanan baik harta maupun nyawa,” ujar Ketua Pelaksana KBN, Agus Salim, Rabu (12/7/2023) malam.
Agus juga menyebutkan harapan dari kegiatan ini dapat memberikan semangat cinta tanah air bela negara kepada seluruh peserta kemah bela negara yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Neni Siondal, pendamping putri Sulawesi Utara mengapresiasi pemutaran film Pangeran Antasari pada KBN kali ini, sebelumnya dia tidak begitu mengenal lebih jauh dari sosok Pangeran Antasari.
“Filmnya menarik, awalnya mengenal sosok beliau itu hanya dari foto kepahlawanan di uang rupiah, pecahan Rp2.000,” itu sebutnya di sela menyaksikan alur cerita Perang Banjar.
Tidak hanya dirinya, kepada peserta KBN disebutkan akan mendapatkan manfaat lebih dari sekedar menonton film khas sejarah di tanah Banua ini, peserta juga dapat lebih mengenal lagi pahlawan nasional, khususnya pahlawan dari Kalsel.
Sementara itu, salah satu peserta KBN putri, Nur Sarasa Putri asal Kwarda Banten ini menyebutkan nilai positif yang diperoleh dari kegiatan nonton bareng bersama ratusan penggalang dari berbagai daerah.
“Menurut saya kegiatan ini baik sebab mengajak kita bisa saling menghormati terus bisa menghargai perjuangan dari pahlawan,” kata Siswa SMPN 1 Karang Tanjung Banten ini.
“Untuk Pangeran Antasari sendiri, kisahnya belum terlalu tahu selain di uang kertas pecahan Rp2.000, saya baru tahu lebih, makanya dari tadi memperhatikan supaya bisa mengetahui lebih jauh lagi,” lanjutnya. MC Kalsel/Fuz