Risiko krisis kesehatan bisa saja terjadi di provinsi manapun dan harus diwaspadai oleh Kalimantan Selatan. Hal tersebut dikarenakan Indonesia menjadi negara yang paling rawan terhadap bencana berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk strategi internasional pengurangan risiko bencana.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan menetapkan Kalimantan Selatan sebagai salah satu provinsi yang memiliki bahaya, kerentanan dan kapasitas terjadinya bencana yang mengakibatkan risiko terjadinya krisis kesehatan.
Hal tersebut disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, Diauddin pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Disaster Medical Team (DMT) Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2022, di salah satu hotel di Banjarmasin, Kamis (8/12/2022).
“Hal ini menyebabkan Kalimantan Selatan memerlukan kesiapan yang komprehensif dan memadai dalam menghadapi bencana yang dapat menyebabkan krisis kesehatan antara lain timbulnya korban massal, pengungsian, lumpuhnya pelayanan kesehatan, dan kelangkaan tenaga kesehatan,” kata Diauddin.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2013, sebanyak 8 dari 13 kabupaten/kota yang berisiko tinggi mengalami bencana. Sedangkan 5 lainnya berisiko sedang.
“Jenis ancaman bencana yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan yang paling utama yaitu banjir, angin puting beliung, kebakaran hutan dan lahan, kebakaran pemukiman, kecelakaan transportasi, dan keracunan yang ke semuanya dapat menimbulkan krisis kesehatan,” ucapnya.
Diauddin menambahkan, pada saat terjadi krisis kesehatan di tahap tanggap darurat baik yang disebabkan oleh alam maupun non alam, kecepatan dan ketepatan respon pelayanan kesehatan di lokasi terdampak menjadi sangat penting dan krusial.
“Untuk itu Disaster medical Team (DMT) merupakan tim kegawatdaruratan medis untuk kebencanaan, diharapkan dapat menjawab kebutuhan layanan kesehatan tersebut untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan,” katanya.
Ia berharap melalui kegiatan pelatihan atau peningkatan kapasitas SDM Disaster Medical Team (DMT) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan ini, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
“Tentang bagaimana penanganan serta koordinasi yang baik, cepat dan tepat dalam penanganan kesehatan kegawat daruratan pada situasi bencana alam dan non alam di Kalimantan Selatan,” pungkasnya.
Adapun para peserta pertemuan Pelatihan Melalui Peningkatan Kapasitas SDM Disaster Medical Team (DMT) berjumlah 56 orang yang terdiri dari 38 orang dari Dinas Kesehatan Provinsi, 12 orang dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan 6 orang dari Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. MC Kalsel/tgh