Untuk memantau dan meninjau ketersediaan dan harga bahan pokok, Dinas Ketahanan Pangan Kalsel bersama Dinas Perdagangan Kalsel melakukan sidak pasar di Pasar Antasari dan Pasar Lima Banjarmasin.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Faturrahman saat dikonfirmasi terkait sidak pasar kali ini mengatakan, ketersediaan komoditi bahan pokok seperti cabai dan bawang dalam kondisi tersedia.
“Kita lihat untuk cabai merah dan rawit pasokan tersedia cukup dan harganya masih di bawah harga acuan penjualan,” kata Fathurrahman, Selasa (15/11/2022).
Akan tetapi menurutnya, untuk beras lokal informasi dari distributor besar pasokannya kurang. Karena pengiriman yang biasanya setiap minggu dua kali, sekarang seminggu sekali bahkan sebulan sekali.
“Memang dari distribusinya kurang masuk ke pedagang, sehingga harganya cukup naik untuk beras lokal. Adapun untuk beras unggul dari Jawa lancar dan masih banyak stoknya,” ujarnya.
Ia menuturkan, alasan beras lokal sedikit tersendat dikarenakan produksi beras lokal yang kurang. Karena keperluan Kalsel setiap bulannya 32 ribu 500 ton sementara surplus Kalsel 62 ribu ton.
“Artinya surplusnya cukup sampai untuk 1 bulan setengah saja. Jadi bahaya juga kalau tidak ada panen di Januari dan Februari hanya satu bulan kelebihannya. Amannya dua kali lipat dari kebutuhan penduduk kita,” katanya.
Untuk itu, Ia ingin melakukan koordinasi kepada Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura agar petani di Kalsel bisa menanam di Oktober – November, agar bisa dipanen pada Januari – Februari.
“Selain itu, upaya kami juga akan menjajaki apakah ke distributor atau pengecer untuk bahan pokok yang mahal akan disubsidi. Untuk itu, kami masih mencari polanya agar harga dipasaran terjangkau,” pungkasnya.
Adapun selain itu, untuk komoditi daging dan kedelai juga mengalami kenaikan harga di atas harga acuan penjualan yakni Rp14-15 ribu yang seharusnya acuan penjualan sebesar Rp12 ribu. MC Kalsel/tgh