Disperin Kalsel Majukan SDM Industri melalui Vokasi Link and Match

FGD Pendidikan Vokasi Berbasis Link and Match, Banjarbaru, Senin (21/2/2022). MC Kalsel/Ar

Focus Group Discussion (FGD) pendidikan vokasi berbasis link and match menjadi salah satu upaya Dinas Perindustrian (Disperin) Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, sesuai visi dan misi Gubernur Kalsel yang dituangkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026.

“Jadi, misi kesatu membangun SDM yang berkualitas dan berbudi pekerti lurus, dan kedua meningkatkan pendidikan vokasi dengan proyek prioritas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah, menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta meningkatkan pembangunan ketenagakerjaan dengan keterampilan sesuai kebutuhan industri,” kata Kepala Disperin Kalsel, Mahyuni, di Banjarbaru, Senin (21/2/2022).

Dikatakan Mahyuni, industri yang melaksanakan kerja sama vokasi berbasis link and match menerima berbagai insentif negara, diantaranya Super Tax Deduction, In-Company Trainer (In-CT), dan Cost and Benefit Training Vokasi.

“Maka dari itu, FGD vokasi ini agar berperan aktif untuk dapat mempetakan masalah dan solusi rencana kerja sama antara Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dengan pendidikan vokasi di Kalsel,” ujar Mahyuni.

Mahyuni menilai, sektor perindustrian di Kalsel masih mengalami kendala, di antaranya pemasaran masih terbatas, lemahnya struktur industri, terbatasnya Industri Kecil dan Menengah yang memiliki izin usaha industri, rendahnya kualitas SDM industri, belum tersedianya lahan clear and clean untuk sentra IKM dan kawasan industri yang mendukung penumbuhan dan pengembangan investasi industri, serta belum tersedianya data dan informasi industri yang memadai pada SIINAS dan SIIKALSEL.

Selain itu, lambatnya investasi hilirisasi industri, komoditas SDA mayoritas diekspor dalam bentuk raw material atau setengah jadi, rendahnya produktifitas Tenaga Kerja Indonesia (23,9 ribu USD), dan kurangnya jumlah wirausaha industri yang hanya 3,74 persen juga menjadi tantangan yang harus dihadapi.

“Mudah-mudahan melalui FGD ini, permasalahan di bidang perindustrian dapat diminimalisir dan dapat diperoleh suatu solusi terutama yang terkait dengan pendidikan vokasi berbasis link and match, sehingga diperoleh kesepahaman dan tercipta jaringan kerja sama antara pendidikan vokasi dan DUDI, penyiapan tenaga kerja atau SDM industri yang sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di Kalsel,” tutur Mahyuni.

Mahyuni pun mengatakan, pihaknya akan terus mendukung program vokasi untuk meningkatkan SDM dan produktivitas industri.

“Hal ini perlu juga dukungan bersama dari Politeknik di Kalsel, universitas serta dunia industri dan kerja,” tukas Mahyuni. MC Kalsel/Ar

Mungkin Anda Menyukai