Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya mengembangkan program benih-benih tanaman perkebunan, seperti pengolahan kelapa sawit dan karet serta pengembangan ternak sapi untuk kemudian bisa dijual kembali.
“Di tahun 2022, setelah menjadi BLUD target PAD yang ditargetkan menjadi Rp2 miliar yang tergabung antara hasil produksi tandan buah segar kelapa sawit di Tungkap dan sertifikasi benih yang telah dilaksanakan selama ini, penghasilan paling besar yaitu tandan sawit segar,” kata Plt Kepala BPSBP Kalsel, Irvan Hadi, Banjarbaru, Selsa (15/2/2022).
Untuk dapat mencapai target, Irvan mengatakan BPSBP Kalsel membuka kerja sama berbagai pihak atau investor untuk menjalankan program di bidang pengembangan perbenihan tanaman perkebunan. Ia pun berharap dukungan dari pemerintah untuk mencukupi pupuk NPK tanaman sawit di Tungkap.
“Kami masih kekurangan pupuk NPK, idealnya satu tanaman sawit 8 kilogram, dan kami hanya dapat pupuk 2 kilogram per pohon, sehingga ini berdampak pada pertumbuhan produksi tandan buah segar yang akan datang,” ujar Irvan.
Dikatakan Irvan, tanaman kelapa sawit sangat responsif terhadap pupuk, apabila kekurangan pupuk terus dibiarkan bisa menyebabkan produksi tidak maksimal, ditambah kondisi pohon yang sudah tua dan rusak. Standarnya, 1 hektare lahan memerlukan 20 ton pupuk per tahun.
“Diharapkan bantuan PAD untuk pemenuhan operasional seperti pupuk dan anggaran lainnya. Dengan ditetapkan menjadi BLUD kita harapkan agar tidak langsung digantungkan pada anggaran BLUD karena ini masih dalam masa transisi,” kata Irvan. MC Kalsel/scw