Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia Banjarmasin menggelar debat ekonomi tingkat regional Kalimantan memperebutkan piala bergilir Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel).
Mengusung tema “Menambahkan Peran Aktif Generasi Muda dalam Mensejahterakan Pemulihan Krisis Ekonomi Kalimantan di Masa Pandemi COVID-19” debat tersebut diikuti 46 tim dari 16 sekolah di Kalimantan.
Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, diwakili oleh Sekretaris Daerah Kalsel, Roy Rizali Anwar, menginginkan para peserta mampu membangun kerangka pemikiran yang lebih komprehensif terutama dalam melihat tantangan perekonomian nasional maupun regional.
“Bukan berdebat tanpa arah tetapi juga harus mampu memberikan solusi dari setiap mosi yang akan didiskusikan. Melihat efektivitas kebijakan pemerintah terhadap perkembangan perekonomian daerah, disamping itu juga memberikan alternatif-alternatif solusi terhadap setiap permasalahan ekonomi yang ada,” kata Roy, Banjarmasin, Senin (8/11/2021).
Roy menambahkan, debat tersebut juga bisa menjadi laboratorium kecil melihat suatu isu dari kacamata berbeda, yakni pro dan kontra.
“Berdebat ini tidak hanya mengasah kemampuan komunikasi, tetapi juga mengasah kemampuan analisa yang komprehensif, yang nantinya akan berguna bagi masa depan kalian ketika masuk dunia kuliah maupun kerja,” ucap Roy.
Roy berharap, peserta bisa belajar untuk memahami dan toleran terhadap pendapat yang berbeda, bersaing secara kompetitif, berkomunikasi secara efektif, dan mampu menyampaikan argumentasi secara sistematis dan konstruktif di depan publik.
“Untuk itu jangan pernah lelah untuk mengasah kemampuan berkomunikasi dan berpikiran kritis. Karena dengan kemampuan yang kalian miliki saat ini, kalian layak menjadi calon pemimpin dimasa depan,” kata Roy.
Sementara itu, Ketua STIE Indonesia Banjarmasin, Yanuar Bachtiar mengatakan debat bertema ekonomi merupakan agenda tahunan selama lima tahun terakhir, yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM).
“Di tahun sebelumnya kompetisi ini hanya kami laksanakan untuk tingkat Kalimantan Selatan, namun atas saran dari Bapak Gubernur Kalsel akhirnya kami tingkatkan ke regional Kalimantan. Dimana pesertanya dari provinsi Kaltim, Kalsel, dan Kalteng. Sementara untuk Kalimantan Barat untuk tahun ini belum bisa mengirimkan perwakilannya,” kata Bachtiar.
Bachtiar bersyukur melihat antusias peserta yang tinggi, meskipun dalam kondisi pandemi seperti saat ini.
Dia pun berharap, peserta debat bisa memahami kondisi ekonomi di masa pandemi yang sulit ini, sehingga bisa kritis dan solutif terhadap kebijakan pemerintah terkait ekonomi di daerah.
“Meskipun dilaksanakan secara daring, tetapi minat dari peserta (siswa) itu ternyata sangat besar sekali. Kami berharap kompetisi ini bisa memberikan pembelajaran yang baik kepada mereka, mampu mengasah pemikiran mereka dan memberikan gkritisi serta solusi terhadap kebijakan ekonomi pemerintah di masa pandemi ini,” tutup Bachtiar. MC Kalsel/Jml