Manfaat Simfoni PPA dalam Penanganan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak

Kepala DPPPA Kalsel, Husnul Hatimah (kiri) memberikan sambutan pada Pelatihan dan Pelaporan Simfoni PPA, Banjarmasin, Senin (25/10/2021). MC Kalsel/scw

Hadirnya Simfoni PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) merupakan sebuah upaya untuk menyediakan berbagai data dan informasi terkait kekerasan, yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil kebijakan penanganan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalimantan Selatan (Kalsel), Husnul Hatimah, mengatakan Simfoni PPA yang dikembangkan Kementerian PPPA terus mengalami perbaikan untuk memudahkan pendokumentasian dan pengintegrasian penanganan kasus kekerasan antar unit layanan.

“Simfoni PPA telah dibangun sejak 2016 dan terus mengalami perkembangan sebagai bentuk perbaikan guna mempermudah operator dalam pengoperasiannya serta pemanfaatannya oleh seluruh unit layanan,” ujar Husnul, pada Pelatihan dan Pelaporan Simfoni PPA, Banjarmasin, Senin (25/10/2021).

Husnul menyebutkan, Simfoni PPA mencatat sebanyak 11.637 kasus kekerasan anak dan perempuan terjadi di Indonesia pada tahun 2020 lalu. Dan bertambah menjadi 14.428 kasus hingga September 2021.

“Data korban kekerasan di Kalimantan Selatan pada tahun 2020 tercatat 273 kasus,” ujar Husnul.

Meskipun telah memiliki data terpadu untuk pencatatan dan pelaporan kekerasan, Husnul mengatakan pihaknya masih memerlukan sejumlah upaya untuk dapat menghasilkan data akurat, salah satunya dengan meningkatkan keaktifan berbagai elemen untuk melaporkan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan sekitar.

“Disini sangat diperlukan peran semua elemen agar dapat membantu melaporkan korban kekerasan di sekitar lingkungan kita,” ucap Husnul. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai