Dinkes Kalsel Perkuat Kapasitas Petugas Gizi Guna Menekan Stunting

Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel mengadakan peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan Program Gizi dan isi piringku tahun 2021 di Banjarmasin, Jumat (22/10/2021). MC Kalsel/tgh

Dalam rangka meningkatkan program gizi dan menurunkan stunting di Kalsel, Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel mengadakan peningkatan kapasitas petugas dalam pelaksanaan program gizi dan isi piringku tahun 2021 di Banjarmasin.

Kegiatan tersebut dihadiri 47 orang terdiri atas Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Dinkes 13 Kabupaten/Kota yang menangani program Kesga dan gizi.

Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim mengatakan, dalam rangka menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilakukan upaya secara dini, berlanjut dan terus menerus yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan balita yang nantinya akan menjadi generasi penerus pembangunan bangsa Indonesia.

“Kita sadari bersama, bahwa masalah-masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tidak dapat diselesaikan sendiri oleh sektor kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena faktor yang berpengaruh terhadap tingkat atau derajat kesehatan masyarakat antara lain faktor pelayanan kesehatan, lingkungan hidup, perilaku masyarakat sendiri dan juga dari genetik,” kata Muslim, Jumat (22/10/2021).

Untuk mengatasi hal tersebut, petugas harus gencar mensosialisasilan “Isi Piringku”. Isi piringku merupakan program bagi masyarakat dalam memahami bagaimana porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi.

“Isi Piringku adalah pengganti konsep 4 Sehat 5 Sempurna. Konsep lama tersebut kini tidak lagi mengakomodasi pemenuhan gizi seimbang. Selain menerapkan Isi Piringku, kami juga mengajak masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak,” ujarnya.

Dengan cara ini, maka remaja putri masa kini tidak hanya menjaga kesehatan sendiri, tapi juga akan berdampak di masa yang akan datang, dimana mereka akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting.

Untuk itu, Pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema. Pertama, intervensi spesifik atau gizi dengan memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak, suplementasi gizi, pemberian tablet tambah darah, dan konsultasi.

Kedua, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, alokasi dana desa, edukasi, sosialisasi dan sebagainya.

“Program pemerintah untuk menurunkan stunting meliputi berbagai aspek yaitu kesehatan maupun non kesehatan. Namun, ragam program tidak akan berdampak banyak, bila tidak disertai pola pikir sehat. Untuk itu, harus ada perubahan perilaku dari masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kalsel, Nurul Ahdani mengatakan tujuan kegiatan ini untuk menyebarluaskan informasi tentang Pedoman Gizi Seimbang dan Isi Piringku.

“Agar dapat memahami konsep dasar, kebijakan dan manajemen pelaksanaan tentang pedoman gizi seimbang dan isi piringku. Sehingga peserta terampil melakukan dalam melaksanakannya,” katanya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai