Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan berencana kembali menggelar Tour de Loksado untuk ketiga kalinya sejak tahun 2018, setelah sempat terhenti di tahun 2020 lalu karena pandemi COVID-19.
Hal tersebut ditandai dengan audensi atau pertemuan antara Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan dengan Pj Gubernur Kalimantan Selatan, Safrizal ZA pada Rabu (2/6) kemarin untuk membahas teknis pelaksanaan event yang memadukan olahraga dan wisata itu.
Dikatakan Kepala Dispar Kalsel, M Syarifuddin, semua tahapan kegiatan Tour de Loksado dirancang dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, dan jauh dari pemukiman warga untuk menghindari kerumunan.
Sejumlah kegiatan untuk mengisi tur sepeda terbesar di Kalsel telah disiapkan, di antaranya kompetisi KOM (King of Mountain), dan QOM (Queen of Mountain) khusus bagi sepeda road bike, diselenggarakan dengan memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, keamanan dan ramah lingkungan (CHSE) dalam konsep hybrid, kombinasi antara offline dan online.
“Kami ingin kegiatan pariwisata dipadukan olahraga dengan tujuan mempromosikan tempat wisata Loksado, agar para peserta mendapat informasi tentang potensi dalam perkembangan wisata, dan memberikan informasi daya tarik melalui pengalaman maupun aktivitas di media sosial” kata Syarifuddin, Banjarmasin, Kamis (3/6/2021).
Syarifuddin menambahkan, dalam pelaksanaan Tour de Loksado tahun 2021 yang diagendakan pada Kamis (17/6) mendatang, pihaknya hanya membatasi 255 peserta untuk berpartisipasi.
Untuk pemenang, panitia akan memilih semua usia baik untuk kategori pria dan wanita, yakni usia 16-25 tahun, usia 26-35 tahun, usia 36- 40 tahun, usia 41-45, dan usia 46 ke atas. Pengumuman pemenang dilakukan virtual dan disiarkan secara live melalui media sosial.
“Dalam rangkaian kegiatan, kita juga akan menggelar lomba foto dan video wonderfull Loksado, untuk mempromosikan keindahan dan pesona Loksado,” kata Syarifuddin.
Sementara itu, Pj Gubernur Kalimantan Selatan, Safrizal ZA, melalui press releasenya berharap pihak panitia melaporkan rencana kegiatan ke kementerian terkait, dan akan lebih baik jika mengundang menteri yang bersangkutan untuk turut hadir dalam kegiatan sport tourism itu.
“Sebelum dilaunching, simulasi dulu minimal 50 orang, supaya supaya kita tahu gambarannya, prokes dipenuhi atau tidak, kemudian panitia melakukan tes cepat antigen sendiri, bukan peserta yang diharuskan membawa bukti tes (tes mandiri), ditambah aplikasinya,” kata Safrizal. MC Kalsel/Jml