RSUD Ulin Sosialisasi Penggunaan Alat BIRD CPAP Untuk Turunkan Angka Kematian Bayi Akibat Gangguan Pernapasan

Sosialiasi Penggunaan inovasi alat bantu pernafasan alternatif bayi Continous Positive Airway Pressure – Babies Respiratory Distress Recovery Device (CPAP- BiRD) dengan Narasumber Ari Yunanto secara virtual.

Untuk menekan angka kematian bayi akibat gangguan pernapasan, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin beberapa tahun yang lalu telah menginovasi alat bantu pernapasan alternatif yaitu Continous Positive Airway Pressure – Babies Respiratory Distress Recovery Device (CPAP-BIRD) melalui narasumber, Ari Yunanto.

Maka dalam hal ini, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) RSUD Ulin Banjarmasin melaksanakan sosialisasi dalam rangka menerapkan alat inovasi pernapasan alternatif bayi (CPAP-BIRD) yang dihadiri oleh para anggota IBI RSUD Ulin Banjarmasin yang sebagian dilakukan secara virtual.

“Pada sosialisasi kali ini akan langsung dijelaskan oleh Ari Yunanto selaku narasumber serta teknis tentang alat tersebut,” ucap Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Suciati, Banjarmasin, Senin (12/4/2021).

Lanjut Suciati mengatakan, alat ini pada tahun 2018 yang lalu masuk ke dalam TOP 99  Inovasi Pelayanan Publik, pada tahun 2019 naik menjadi TOP 40 dan di tahun 2021 ini menjadi TOP 5 Inovasi Pelayanan Publik.

“Mudahan alat ini bisa digunakan di seluruh Indonesia dengan kemasan yang lebih bagus seperti pada alat Genose COVID-19,” tuturnya.

Ia menambahkan, alat ini sudah digunakan di beberapa wilayah Kalsel salah satunya Kabupaten Tanah Laut dan Martapura.

“Sebenarnya sosialisasi ini sudah dijalankan di beberapa Kabupaten/Kota yaitu Tanah Laut dan Tabalong serta nantinya akan kita sosialisasikan kembali,” ujarnya.

Dengan alat bantu penolong pernapasan bayi ini diharapkan tidak hanya dilaksanakan di RSUD Ulin saja, tetapi dilaksanakan di seluruh Kabupaten/Kota se-Kalsel.

“Karena alat ini berfungsi untuk bayi yang pada saat lahir ada gangguan pernafasan yang biasa terjadi saat lahir prematur. Untuk pembuatan alat ini sangatlah mudah, hanya menggunakan alat yang ada sekitar kita saja. Karena untuk beli alat yang sudah jadi harganya kurang lebih Rp100 juta tapi kalau kita membuat sendiri cuman kurang lebih Rp350 Ribu saja,” pungkasnya. MC Kalsel/usu

Mungkin Anda Menyukai