Usai meninjau kondisi banjir Di Kalimantan Selatan, Presiden RI, Joko Widodo menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menangani kerusakan sejumlah sarana penghubung yang rusak, salah satunya adalah Jembatan Mataraman. Rusaknya jembatan tersebut menyebabkan akses jalan nasional di Kalimantan Selatan menjadi terputus.
“Saya ingin memastikan ke lapangan, yang pertama mengenai kerusakan infrastruktur yang memang terjadi. Ada beberapa jembatan yang runtuh, seperti kita lihat di belakang ini. Tadi saya sudah minta ke Menteri PU agar dalam 3 sampai 4 hari ini bisa diselesaikan sehingga mobilitas distribusi barang tidak terganggu,” kata Presiden saat meninjau Jembatan Mataraman di Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Senin (18/1/2021).
Sedangkan, terkait evakuasi warga terdampak, Presiden menilai bahwa proses evakuasi di lapangan telah tertangani dengan baik. Tidak hanya itu, Presiden juga menitikberatkan pada ketersediaan logistik dan kebutuhan lain bagi para pengungsi yang berada di pengungsian.
“Ini yang penting karena hampir 20 ribu masyarakat berada di dalam pengungsian. Kekurangan-kekurangan yang ada nanti bisa dibantu dari Pemerintah Pusat selain dari logistik yang ada di Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,” tutur Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan duka cita bagi para korban sekaligus mendoakan ketabahan bagi para keluarga yang ditinggalkan.
“Saya ingin menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang meninggal di musibah banjir di Kalimantan Selatan ini. Semoga, keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keikhlasan,” kata Presiden.
Diketahui, curah hujan yang sangat tinggi selama hampir sepuluh hari secara berturut-turut menyebabkan Sungai Barito yang biasanya menampung kurang lebih 230 juta meter kubik air, kini menghadapi lonjakan debit air secara signifikan. Hal itu diperkirakan memicu banjir yang saat ini terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Sekretariat Presiden/MC Kalsel/Jml