Mengantisipasi terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19 pada saat di pengungsian korban bencana banjir di Kalsel.
Maka dalam hal ini, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Doni Monardo meminta agar korban banjir untuk dipisahkan tempat pengungsiannya.
“Kondisi bencana yang terjadi selama seminggu terakhir harus diantisipasi dengan lebih baik lagi khususnya yang berada di wilayah pengungsian. Saya mengingatkan kepada pejabat yang hadir, untuk bisa mengatur memisahkan antara kelompok rentan dengan kelompok yang muda usia,” kata Doni, Banjarmasin, Minggu (17/1/2021).
Ia menjelaskan, kelompok usia muda rata-rata terpapar Covid-19 biasanya tanpa gejala atau gejalanya ringan.
“Jadi apabila tidak segera mungkin diketahui dan tidak dilakukan isolasi bisa menulari kelompok rentan yang lain. Sehingga resiko angka kematian sangat besar, bisa 80-85 persen, bahkan sampai 90 persen,” terangnya.
Untuk mengatasi itu, perlu dilakukan rapid antigen di tempat pengungsian agar bisa dilakukan screening, sehingga gejala-gejala virus dapat sedini mungkin bisa diketahui.
Lebih lanjut, ia meapresiasi kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Gubernur bersama dengan Bupati dan Walikota serta dukungan dari TNI/Polri serta para relawan yang telah bekerja keras selama beberapa bulan terakhir sehingga kasus Covid-19 di Kalsel mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Mulai April hingga Juli kasus aktif di Kalsel termasuk yang tertinggi di Indonesia, bahkan pernah masuk dalam peringkat 5/6 besar pada periode setiap minggunya.
“Dengan kerja keras dari semua komponen sudah sangat baik, kita lihat sekarang kasus aktif mengalami penurunan dan juga angka kematian juga mengalami penurunan dan ini mudah-mudahan bisa dipertahankan,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh