Raih Prestasi Nasional, Kalsel Terpilih jadi Penampil di Pagelaran Kesenian HUT ke-75 Kemerdekaan RI

Kepala Disdikbud Kalsel, Yusuf Effendi, memberikan keterangan tentang terpilihnya Kalsel sebagai penampil di Pagelaran Kesenian dalam rangka memperingati HUT ke-75 RI yang akan dilakukan secara virtual, Banjarbaru, Jumat (10/7/2020).

Provinsi Kalimantan Selatan mendapat kepercayaan menjadi salah satu penampil pada Pagelaran Kesenian dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Biasanya, Acara Kenegaraan tersebut dihelat di Istana Kepresidenan setiap tanggal 17 Agustus. Namun, karena kondisi saat ini yang belum kondusif, maka Pagelaran Kesenian akan ditampilkan secara virtual dan disiarkan langsung oleh televisi pemerintah maupun swasta di tanah air.

Menyambut hal itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Yusuf Effendi, mengatakan terpilihnya Kalsel tidak lepas dari prestasi yang dimiliki salah satu sanggar tari di Banua.

“Hal ini tentu tidak lepas dari suksesnya Kalimantan Selatan, yang diwakili sanggar kesenian tari Permata Ija Jela dari Kabupaten Barito Kuala menjuarai Festival Karya Tari Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 dan meraih penghargaan pada Ajang Parade Tari Nusantara tahun 2019 di TMII, bersaing dengan 23 provinsi,” ujar Yusuf, Banjarbaru, Jumat (10/7/2020).

Tari Talabet oleh sanggar tari Permata Ija Jela Kabupaten Barito Kuala-Ist

Yusuf pun mengatakan saat ini sanggar Tari Permata Ija Jela tengah bersiap untuk memberikan penampilan terbaik, dengan didukung 30 personel.

“Saat ini sanggar tari Permata Ija Jela sudah dalam tahapan persiapan dan juga bahkan dalam tahapan proses produksi, dalam bentuk latihan dan perekaman video syuting. Jumlah personel sekitar 30 orang, kalau nanti dibatasi mungkin akan berkurang lagi,” kata Yusuf.

Di kesempatan tersebut, Yusuf juga mengisahkan sedikit tentang tarian yang akan disuguhkan, berjudul Talabet (bahasa Bakumpai) yang berarti Perisai.

“Tari ini menceritakan tentang keperkasaan Datu Pujung seorang patih yang dapat diibaratkan sebagai perisai atau pelindung kerajaan. Berawal dari tambatnya sebuah kapal Inggris beserta serdadunya di muara sungai Barito yang memuat juga orang-orang Tionghoa di dalamnya. Mereka bermaksud ingin menguasai kerajaan. Hal tersebut tentu mendapatkan perlawanan dari Datu Pujung. Dengan kesaktiannya Datu Pujung menenggelamkan kapal tersebut beserta isinya,” cerita Yusuf.

Bangkai kapal itu lah, lanjut Yusuf, yang akhirnya menjadi delta atau pulau yang sekarang dikenal dengan sebutan Pulau Kambang dan menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Barito Kuala. MC Kalsel/AY

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan