Prediksi Awal Kemarau, Pemprov Kalsel Mulai Antisipasi Karhutla 2020

Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Abdul Haris menyampaikan arahan pada kegiatan rapat koordinasi Antisiapasi Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (4/6/2020). MC Kalsel/tgh

Guna mempercepat penangan Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daera Kalsel melaksanakan Rapat koordinasi Antisiapasi Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (4/6/2020).

Dalam rapat tersebut turut hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Abdul Haris, TNI dan Polri serta jajaran Kepala SKPD Lingkup Kalsel.

Abdul Haris mengatatakan rakoor ini dalam rangka antisipasi Karhutla di banua. “Perlu adanya langkah-langkah strategis dalam penanganan karhutla seperti mensosialisasikan tentang larangan membakar hutan dan lain-lain,” ungkap Haris.

Apalagi mengingat saat ini kita juga dihadapkan pada persoalan pandemi Covidi, tentu penanganannya nanti harus sesuai dengan protokol kesehatan.

Dikatakannya, sebagaimana yang telah diarahkan Gubernur dalam menangani karhutla ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu, para petugas dibidang kehutanan perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam antisipsi karhutla 2020.

Rapat koordinasi Antisiapasi Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2020 di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru, Kamis (4/6/2020). MC Kalsel/tgh

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Kalsel Hanif Faisol Nurrofiq mengatakan berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Glimakologi dan Geofisika (BMKG) Kalsel, musim kemarau diprediksi berlangsung pada Juli mendatang. Tetapi, curah hujan masih turun di beberapa daerah seperti Kabupaten Tanah laut.

“Secara umum hujan masih ada di awal Juli. Tetapi sudah memasuki musim kemarau, sesuai dengan kriteria curah hujan di bawah 150 mili meter per bulan,” bebernya.

Saat ini pihaknya tengah memanfaatkan waktu untuk memetakan titik-titik hotspot yang rawan terjadi kebakaran. Seperti diantaranya yaitu pada lahan gambut di sekitar Bandara yang perlu kita waspadai. “Daerah sekitaran bandara perlu adanya antisipasi bahaya yang biasanya muncul saat kebakaran,” jelasnya.

Sehingga langkah awal yang memungkinkan untuk dilaksanakan yaitu cuma merendam kembali lahan rawa. “Dengan skenario 2019 kemaren kita telah mengalokasikan dana Rp3 miliar di PUPR membuat saluran air untuk merendam 2.000 hektar lahan yang terbakar seperti di daerah lianganggang, hutan lindung dan guntung damar,” tutupnya. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan