Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan tengah gencar melakukan upaya untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di Banua, salah satunya dengan melakukan monitoring dan evaluasi di sejumlah kabupaten/kota seperti Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong.
“Sudah dilakukan peninjauan secara langsung untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan penanganan Covid-19, baik daerah-daerah yang melakukan pelaksanaan PSBB maupun yang tidak, di perbatasan-perbatasan, di wilayah Gugus Tugas Kabupaten/Kota, Gugus Tugas Provinsi telah bertemu para Pimpinan Daerah,” ujar Juru Bicara GTPP Covid-19 Kalsel, Muslim, Banjarbaru, Rabu (27/5/2020).
Hal itu, lanjut Muslim, dilakukan untuk memberikan arahan dan masukan yang dapat dijadikan panduan dalam penanganan Covid-19 di kabupaten/kota.
Sementara itu, di H+3 Idul Fitri, kasus Covid-19 di Kalsel mengalami lonjakan cukup signifikan dengan penambahan 73 kasus, termasuk diantaranya 1 PDP yang telah meninggal dunia dan kemudian dikonfirmasi positif.
“Ada penambahan konfirmasi positif sebanyak 73 kasus, yaitu berasal dari 22 PDP dan 51 lainnya merupakan hasil tracing yang dilaporkan di beberapa kabupaten/kota yaitu 41 dari Kabupaten Banjar, 3 dari Banjarmasin, 2 dari Tanah Laut, 1 dari Kotabaru, 1 dari Hulu Sungai Utara dan ini merupakan PDP yang dilaporkan telah meninggal dunia pada tanggal 16 Mei, 2 dari Hulu Sungai Selatan, dan 1 dari Banjarbaru,” terang Muslim.
Namun disisi lain, ada penambahan 1 pasien sembuh yang berasal dari karantina secara khusus di Kabupaten Banjar yaitu KS-Covid139 (15 bulan).
“Saat ini yang dirawat di rumah sakit sebanyak 120 kasus, sedangkan dalam karantina khusus sebanyak 432. Oleh karena itu, 78,20 persen merupakan kasus yang tidak memiliki gejala atau memiliki gejala ringan,” ucap Muslim.
Kemudian untuk PDP pada hari ini berjumlah 155 pasien. Selain 22 PDP dinyatakan positif terpapar Covid-19, juga ada tambahan 9 PDP baru.
Ada beberapa yang sudah terkonfirmasi positif, sebanyak 22 dari PDP. Dan ini terjadi di beberapa rumah sakit, 5 diantaranya di RSUD Ulin asal Banjarmasin, 15 di RSUD Ansari Saleh, ada 14 berasal dari Banjarmasin dan 1 dari luar wilayah Kalsel yaitu Klaten, 1 di RSUD Datu Sanggul asal Tapin, kemudian 1 yang dikarantina khusus di Kabupaten Banjar. Ada beberapa penambahan PDP diantaranya ada 9 yaitu 1 dari Balangan, 1 dari Kotabaru, 5 dari RSUD Ulin asal Banjarmasin, 2 dari RSUD Boejasin asal Tanah Laut,” jelas Muslim.
i kesempatan tersebut, Muslim juga mengatakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah menyalurkan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19, terutama di dua rumah sakit rujukan yakni RSUD Ulin dan RSUD Ansari Saleh.
“Untuk beberapa bulan kemarin, sampai bulan April itu sudah dibayarkan oleh pemerintah provinsi terutama pada petugas-petugas yang melakukan perawatan secara seksama di rumah sakit pemerintah terutama di RSUD Ulin dan RSUD Ansari Saleh,” ujar Muslim.
Sedangkan untuk insentif nakes yang akan digelontorkan pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan, dikatakan Muslim saat ini sedang berada pada tahap identifikasi pendataan yang lebih akurat.
“Pemerintah sudah memberikan beberapa pedoman dan mekanisme baik kemarin melalui vidcon yang disampaikan kepada kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Mudah-mudahan proses ini juga akan segera diselesaikan, karena mengingat beberapa data identifikasi yang harus kita validasi dan kita verifikasi,” kata Muslim. GTPP Covid-19 Kalsel/MC Kalsel/AY