Pasca pengujian cepat deteksi Covid-19 di enam pasar tradisional Banjarmasin, diketahui 129 orang reaktif terhadap virus tersebut. Berangkat dari situ, tim epidemiologi Kalsel melakukan interpolasi data pada hasil Rapid test tersebut.
“Hasilnya mendapatkan angka sebesar 2.100 penduduk yang terkonfirmasi positif,” ucap Direktur Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, Dharma Putra, usai kegiatan penyemprotan disinfektan di pasar tradisional Banjarmasin, Minggu (17/5/2020).
Menurut, Dharma dari 2.100 orang tersebut ada 15.750 merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG) dengan artinya konfirmasinya positif tetapi tidak punya gejala dan 5.250 orang yang Covid-19 perlu perawatan.
“Dari 5.250 orang tersebut yang perlu dirawat kita konfirmasi memerlukan waktu sekitar 2,5 bulan untuk memastikan hasil positifnya. Maka penyakit covid ini penyakit yang mahal. Selama 2,5 bulan itu akan menjadi waktu terbuang yang menjadi sumber penularan shingga perlu adanya kerjasama dalam memutus mata rantai pandemi covid-19,” ungkapnya.
Lanjut, Dharma mengungkapkan Labaratorium Balai Teknis Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTKL-PP) Banjarbaru sebagai Lab rujukan Covid-19 hanya mampu menampung 100 sampel perharinya. Oleh karena itu perlu adanya dukungan semua pihak agar dapar memutus mata rantai pandemi Covid-19.
“Sebaiknya mulai sekarang kita beranggapan bahwa kita punya kuman dan orang sekitar punya kuman. Jadi kita harus berupaya untuk menghindarinya,” bebernya.
Untuk diimbau agar masyarakat tidak panik dalam menghadapi Covid-19. Ikuti Protokol kesehatan yang diajurkan pemerintah seperti sering cuci tangan pakai sabun, gunakan masker, hindari berkumpul dengan orang banyak dan tetap di rumah.
“Covid-19 tidak berbahaya untuk yang muda. tetapi Covid-19 berbahaya bagi umur yang tua dan punya penyakit sebelumnya dan jika kekebalan tubuh kita berkurang. Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat mematuhi ajuran pemerintah. Kalau kita patuh insyaallah pandemi Covid-19 bisa kita lalui dan Kalsel kembali seperti semula. MC Kalsel/tgh