Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan telah mendistribusikan 5.200 rapid test ke kabupaten/kota melalui Dinas Kesehatan dan rumah sakit rujukan setempat.
“Rapid test yang sudah kita bagikan ke kabupaten/kota termasuk rumah sakit, sudah sekitar 5.200 pcs. Namun, saat ini baru terlaporkan ada 2.630, yang reaktif 330 atau sekitar 12,55 persen,” ujar Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan, Muslim, Banjarbaru, Minggu (26/4/2020).
Rapid test, lanjut Muslim, penting untuk membantu screening terhadap ODP, petugas kesehatan, dan juga untuk melakukan pemetaan ataupun telusur baik terhadap kontak erat maupun klaster perjalanan, agar dapat ditindaklanjuti secara cepat dan tepat.
“Kami masih menunggu laporan dari teman-teman di kabupaten/kota. Pemetaan cepat terhadap diduga kasus penting didalam upaya kita memutus rantai penularan,” ucap Muslim.
Kemudian, Muslim juga menyampaikan informasi terkini perkembangan Covid-19 di Banua. Tidak ada perubahan signifikan pada angka terkonfirmasi positif maupun PDP. Namun, ada 1 terkonfirmasi positif yang meninggal dunia.
“Ada penambahan 1 (jumlah meninggal dunia), yaitu yang meninggal di RSUD Sultan Surianyah yang dilaporkan kemarin setelah penyampaian update sore yaitu KS-Covid136 dari Banjarmasin,” ujar Muslim.
Jadi, secara keseluruhan terkonfirmasi positif saat ini tetap berjumlah 146 kasus, 123 kasus sedang dalam perawatan atau isolasi mandiri, 15 kasus sembuh dan 8 meninggal dunia.
“Yang dirawat saat ini ada 39 kasus dan 84 dalam isolasi mandiri maupun dikarantina khusus,” kata Muslim.
Sedangkan untuk PDP, lanjut Muslim, bertambah 1 pasien, sehingga total PDP menjadi 13 pasien.
“Penambahan ini berasal dari Hulu Sungai Selatan. PDP yang dirawat saat ini di RSUD Ulin sebanyak 3 pasien, RSUD Hasan Basry ada 7 pasien, RSUD Sultan Suriansyah ada 2 pasien dan Balangan ada 1,” terang Muslim.
Sementara itu, Muslim menilai upaya pembatasan arus masuk wilayah yang diterapkan pemerintah provinsi beberapa waktu lalu, cukup efektif dalam menekan laju kasus Covid-19 yang berasal dari luar daerah (imported case).
“Kalau kita perhatikan pada situasi yang terkonfirmasi positif atau kasus yang bertambah, ini banyak pada klaster-klaster tertentu terutama klaster Gowa yang lebih dari 53 persen, kemudian dari klaster yang lain, kemudian juga dari adanya kontak. Sehingga penambahan-penambahan kasus dari luar kelihatannya semakin sedikit,” tukas Muslim. Tim GTPP Covid-19 Kalsel/MC Kalsel/AY