Beban yang dipikul tenaga medis sebagai ujung tombak penanganan pasien Covid-19 sangat luar biasa. Merekalah yang merawat pasien dari berstatus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), hingga pasien positif, sampai dengan meninggal sekalipun.
Hal tersebut dirasakan salah seorang perawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Syifa Medika Banjarbaru, Muhammad Ali Syahbana yang setiap hari berinteraksi dengan pasien, meskipun hanya berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) namun perasaan khawatir akan tertular virus corona (Covid-19) selalu ada.
“Perasaan khawatir dan takut dalam menjalankan tugas ditengah kondisi seperti ini pasti ada, dikarenakan masih banyak pasien yang tidak jujur akan kondisi mereka,” kata Ali saat dihubungi media center melalui pesan singkat whatsapp, Sabtu (25/4/2020).
Selain itu, Ali mengungkapkan tidak hanya takut akan terpapar covid-19, untuk bertemu keluarganya pun harus ia tahan demi menjaga jarak karena takut membawa virus tersebut kepada keluarganya.
“Saya sedih sekali karena harus jaga jarak dengan keluarga, kebetulan juga anak perantauan jadi harus stay at home apabila pulang dari tempat kerja,” ungkapnya.
Oleh karena itu, meskipun RS tempat Ia bekerja bukan RS rujukan pasien covid-19, namun ada beberapa pasien ODP sehingga mengharuskan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
“Menggunakan APD Hazmat sangat gerah dan panas tapi demi menjaga diri dari covid-19 tetap harus menggunakan, namun kurangnya ketersediaan APD mengakibatkan kami masih merasa takut akan terpapar virus tersebut,” bebernya.
Merawat pasien ODP harus lebih hati-hati. Karena APD yang kurang lengkap akan membuat tim medis terpapar covid-19 sehingga cara untuk menghindari penularan covid-19 dengan rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan berdoa kepada Allah. MC Kalsel/tgh