Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengibarkan bendera tanda dimulainya kegiatan International Traditional Boat Racing and River Culture Festival atau lomba perahu tradisional (Jukung) di Siring Menara Pandang Sabtu (7/12/2019).
Kegiatan tersebut diikuti hampir sembilan ratus peserta, dan terbagi menjadi dua kategori, pertama 80 kontingen mengikuti Lomba Jukung Tradisional, yang masing-masing kontingennya terdiri dari 6 peserta, sehingga total untuk peserta Lomba Jukung tradisional berjumlah 480 orang.
Untuk kategori kedua, yakni Lomba Perahu Naga, diikuti 30 kontingen yang terdiri dari 14 peserta di tiap kontingen. Jadi, total peserta untuk Lomba Perahu Naga berjumlah 420 orang.
Dalam sambutannya, Ibnu Sina berharap festival tersebut dapat melahirkan atlet-atlet Dayung yang andal, sehingga bisa membawa harum nama Banjarmasin dan Kalimantan Selatan.
“Mudah-mudahan dalam rangkaian Festival Jukung 2019 yang dilaksanakan kedua kalinya ini berlangsung lancar dan melahirkan atlet-atlet terbaik, baik dari PODSI ataupun dari Dayung Kalimantan Selatan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Banjarmasin, Muhammad Taufik Rifani mengatakan, dalam waktu 3 sampai 5 tahun mendatang, Festival Jukung akan dijadikan agenda wisata olahraga nasional bahkan internasional. Hal tersebut karena Festival Jukung satu-satunya event wisata sekaligus olahraga tradisional yang menjadi simpul budaya sungai dunia.
“Adapun misi dalam kegiatan ini adalah membuat event tahunan ini memiliki nilai unik sebagai sport tourism sekaligus juga cultural tourism, kemudian visinya adalah menuju Banjarmasin sebagai pusat perhatian tentang peradaban dan budaya sungai dunia, karena kita dari dulu terkenal dengan julukan Kota Seribu Sungai,” ungkapnya.
Tujuan pelaksanaan kegiatan, lanjut Taufik, adalah untuk memasyarakatkan Olahraga Tradisional Jukung sekaligus juga Perahu Naga di Banua, dan untuk menjadikan Banjarmasin sebagai salah satu tujuan wisata reguler serta meningkatkan persahabatan, perdamaian, dan kerjasama antar kabupaten, provinsi dan nasional.
“Ini untuk memperkenalkan budaya Banjarmasin pada dunia sebagai budaya Sungai agar menjadikan Banjarmasin pusat perhatian dan pusat studi tentang budaya,” katanya.
Festival tersebut juga disaksikan sejumlah perwakilan dari negara lain seperti Republik Ceko, Italia, Republik Romania, Portugis serta RRC.
“Banjarmasin sebagai Ibu Kota Budaya Sungai sedunia atau balapan perahu berbagai jenis, termasuk balap Perahu Naga yang telah mendapatkan pengakuan dunia,” pungkas dia. MC Kalsel/scw