Ekspos Masterplan Tanaman Karet, Upaya Pengembangan Perkebunan Kalsel

Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusun Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru, Jum’at (6/12/2019). MC Kalsel/tgh

Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel menggelar Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusus Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru, Jum’at (6/12/2019).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kadis Perkebunan dan Peternakan Kalsel yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Sri Mulyani dan dihadiri 60 peserta terdiri atas Pejabat OPD Lingkup Kalsel, Bappeda Kalsel, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota, Tim Ahli Masterplan Karet Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat.

Menurut Sri Mulyani, FGD hari ini mengenai ekspos akhir penyusunan masterplan karet Kalsel. “FGD tersebut hasil kerjasama dengan tim tenaga ahli fakultas kehutanan dan pertanian universitas lambung mangkurat yang telah dilaksanakan selama 5 bulan,” ujarnya.

Sebelumnya sudah dilaksanakan ekspos awal dengan Kepala Dinas dan hari ini sudah mencapai hasil akhir untuk finalisasi masterplan tersebut.

Oleh karena itu, sebenarnya pengembangan atau pembangunan perkebunan khususnya karet sangat kompleks dari hulu sampai hilir.

“Dimana pengolahannya akan memerlukan sentuhan dari industri hilir. Sedangkan untuk pembangunan secara berkelanjutan tetntunya harus bersinergi dengan dinas kehutanan,” katanya.

Jadi, kawasan karet terbesar di Kalsel adalah daerah banua lima mulai Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Banjar. Sedangkan Tanah Laut juga ada tapi tidak banyak seperti di daerah Hulu Sungai.

Sekretaris Dinas Perkebunan dan Pertenakan Provinsi Kalsel, Sri Mulyani dan tamu undangan lainnya benyanyi lagu mas bergerak pada acara Focus Group Discussion (FGD) Ekspos Akhir Hasil Penyusun Masterplan Tanaman Karet di Banjarbaru, Jum’at (6/12/2019). MC Kalsel/tgh

Lebih lanjut, Sri Mulyani menerangkan dari penyusunan masterplan selama 5 bulan hasilnya ada laporan masterplan tanaman karet berbasis korporasi petani di Provinsi Kalsel.

Hal ini telah diatur dalam peraturan perundangan oleh Menteri Pertanian untuk pengembangan pembangunan perkebunan di Kalsel.

“Sudah terbentuk 114 unit pengolahan dan pemasaran bukar (bahan olah karet). Kerjasama dan mitra dengan pabrikan langsung dijual tidak melalui tengkulak untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi,” terangnya.

Dari situ diperoleh, baik petani maupun pabrik akan sama-sama mendapatkan keuntungan. Selain mendapatkan produk dengan kualitas yang bermutu, kemitraan ini juga akan meningkatkan pendapatan petani.

“Karena pabrik juga mempunyai kualitas seperti K3 (Kadar Karet Kering), kualitas tidak banyak campurannya dengan kotoran seperti daun, batu dan sebagainya,” ungkapnya.

Masterplan secara garis besar mencakup pada perencanaan untuk mengembangkan dan membangun perkebunan karet di Kalsel. Hasilnya akan lebih terarah, terintegrasi baik dari segi kawasan, pengembangan, kelembagaan maupun subsektor lainnya.

“Masterplan di tingkat provinsi nanti akan dijabarkan di dalam kabupaten/kota menjadi eksemplar yang lebih detail, rinci dan spesifik dilokasi masing-masing,” pungkasnya.

Sementara itu, Maria Ulfah selaku panitia mengatakan tujuan kegiatan ini untuk terpublikasinya rancangan buku masterplan tanaman karet berbasis koorporasi yang nantinya akan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan/kebijakan terkait pengembangan karet di Kalsel. MC Kalsel/tgh

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan