Lansia Harus Menjadi Perhatian Berbagai Pihak

Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN RI, Widati mewakili Deputi Bidang Keluarga Sejahtera/Pembangunan Keluarga KS/PK, M. Yani menyamapikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Sosialisasi Pralansia dan Tangguh Dalam Rangkaian Hari Keluarga Nasional, di Hotel Best Western, Banjarmasin Kamis (4/7/2019). MC Kaslel/scw

Berdasarkan data BPS (2017) bahwa jumlah penduduk lansia indonesia saat ini menuju era penduduk menua (ageing population) sebesar 8,97% dari seluruh populasi penduduk indonesia. Peningkatan jumlah penduduk lansia di indonesia setiap tahunnya meningkat secara drastis. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus terhadap lansia.

Hal tersebut diutarakan Deputi Bidang KSPK BKKBN M. Yani dalam sambutannya yang dibacakan oleh Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN RI, Widati pada acara Sosialisasi Pralansia dan Tangguh Dalam Rangkaian Hari Keluarga Nasional, di Hotel Best Western, Banjarmasin Kamis (4/7/2019).

Menurutnya, keberadaan lansia sering dikatakan beban dalam keluarga yang pada akhirnya mereka kurang mendapat perhatian. Peran keluarga sangat menentukan terwujudnya lansia tangguh. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat berkumpulnya ayah, ibu, anak dan kakek neneknya, namun merupakan wahan awal dalam segala aspek diantaranya spiritual, kesehatan, ekonomi, moral serta karakter manusia dalam membentuk Keluarga Sejahtera.

“Melalui BKKBN diharapkan dapat menciptakan lansia tangguh yang sehat, aktif, mandiri, dan produktif, mempersiapkan diri saat pralansia, antara 45-49 tahun. Untuk menciptakan lansia tangguh sebenarnya tidak dapat secara tiba-tiba saat akan memasuki usia lansia namun dapat dimulai dari sejak dalam kandungan, balita, anak, remaja, dewasa. Memasuki usia pralansia diharapkan seseorang sudah memperhatikan dan mempersiapkan kondisi dirinya baik secara fisik, mental, social dan spiritual,” katanya

Oleh karena itu Bina Keluarga Lansia (BKL) bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga yang memiliki lansia dan lansia itu sendiri untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Lansia, sebagai golongan yang telah memiliki pengalaman hidup untuk generasi muda, dan menjadi salah satu motor penggerak di keluarga atau lingkungan masyarakat.

“Lansia tidak hanya dipandang sebagai manusia yang menjadi beban keluarga atau beban pembangunan, sudah saatnya lansia menjadi pemimpin utama dalam memberikan nasihat dan himbauan agar anak cucu melakukan perubahan,” jelasnya

Menjadikan lansia sejahtera lahir dan batin bukan tugas dan tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga tanggung jawab institusi masyarakat termasuk organisasi sosial, organisasi profesi , akademi, mitra kerja dan masyarakat. Peran mitra kerja dalam meningkatkan kualitas keluarga yang memiliki lansia dan lansianya dapat menjadi daya ungkit dalam upaya meningkatkan ketahanan keluarga. Upaya meningkatkan kualitas lansia merupakan usaha mulia yang sangat di ridhoi Allah.

Sementara itu Kepala Bidang Keluarga Sejahtera Pemberdayaan Sejahtera BKKBN Kalsel, Milla Rahmawati mengatakan tujuan dari penyelenggaraan kegiatan ini yaitu mensosialisasikan materi Penyiapan Pralansia menjadi Lansia Tangguh khususnya untuk kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) dalam rangka peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga lansia.

Kegiatan pertemuan dihadiri 100 orang yang terdiri dari unsur terkait, Lembaga swadaya masyarakat, para penggiat lansia, PKB/PLKB, kader dan anggota BKL serta mitra kerja lainnya yang terkait. MC Kalsel/scw

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan