Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) merupakan salah satu program strategis nasional dimana program RHL dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi terjadinya degradasi sumberdaya hutan dan lahan kritis yang dapat sebagai sumber bencana serta memperkokoh ketahanan pangan masyarakat setempat sehingga dapat menggerakkan perekonomian setempat, regional bahkan nasional.
“Pentingnya kegiatan RHL ini, maka menjadi bagian dari pengelolaan hutan dan satusatunya kegiatan yang dilakukan untuk merestorasi kawasan hutan yang sudah rusak,” kata Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Provinsi Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq pada saat menyampaikan laporan kegiatan Lokakarya Gerakan Nasional Pemulihan DAS Berbasis Bisnis Provinsi Kalsel di Hotel Banjarmasin Internasional (HBI), Selasa (2/7/2019).
Oleh karena itu upaya penanganan pemulihan kerusakan hutan dan lahan di wilayah kerja BPDASHL Barito telah dilakukan bersama-sama pemerintah daerah melalui Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan berikut jajarannya, termasuk didalamnya KPHP maupun KPHL.
“Upaya-upaya tersebut pada dasarnya untuk mewujudkan perbaikan lingkungan seperti penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor, dan kekeringan secara terpadu, transparan dan partisipatif, sehingga sumberdaya hutan dan lahan dapat difungsikan secara optimal untuk menjamin keseimbangan lingkungan, tata air DAS serta memberikan manfaat sosial ekonomi (bisnis) yang nyata bagi masyarakat Kalimantan Selatan,” jelasnya.
Pada tahun 2019 ini Satuan Kerja Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito (BPDASHL Barito) dialokasikan target pembuatan Tanaman RHL dalam rangka Pemulihan DAS tersebut seluas 8.300 ha sebagai bagian dari target nasional seluas 206.000 ha, yang dilaksanakan pada 5 (lima) KPH di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.
“Pola pelaksanaan rehabilitasi hutan dilaksanakan melalui pola intensif dan pola agroforestri dengan perincian pola intensif 1.100 batang/Ha seluas 1.248 Ha,” ungkapnya.
Adapun pelaksana RHL tersebut melalui tender kontrak tahun jamak/multiyears pada tahun 2019 s.d 2021 meliputi KPH Balangan, KPH Hulu Sungai, KPH Kayutangi, KPH Tanah Laut dan KPH Pulau Laut Sebuku. Beragam jenis yang dirancang untuk ditanam terdiri dari jenis kayu-kayuan, buah-buahan dan tanaman sela; antara Iain meranti, keruing, sengon, karet, kayu kuku, beringin, pulai, jabon, kayu manis, kayu putih, bambu, jengkol, durian, kemiri, aren, cempedak, langsat, mangga, nangka, pampakin, petai, rambutan, kopi dan rotan.
Maksud kegiatan lokakarya nasional ini adalah mengarusutamakan kegiatan bisnis komoditi kehutanan di sektor hulu melalui kegiatan RHL pemulihan DAS di Provinsi Kalimantan Selatan sehingga diharapkan terstrukturnya roadmap bisnis per jenis komoditi yang lestari guna menunjang perekonomian daerah. “Tujuan kegiatan lokakarya nasional ini adalah mempertemukan para stakeholders bisnis komoditi kehutanan dengan mempertimbangkan optimalisasi kegiatan RHL pemulihan DAS di Kalimantan Selatan,” pungkasnya.
Sementara itu Guberbur Provinsi Kalsel Sahbirin Noor meminta kepada seluruh masyarakat, pemangku kepentingan dan semua dinas terkait untuk bersama-sama melaksanakan pemeliharaan dan melestarikan lingkungan baik sungai maupun hutan.
“Mari kita jaga lingkungan agar lingkungan bisa benar-benar terjaga. Kita ingin hutan kembali hijau, lebat dan lestari. Kita juga ingin hutan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Mari terus kobarkan semangat untuk selalu melaksanakan gerakan menanam, menanam dan menanann, untuk anak cucu kita,” ujar Sekretaris Daerah Abdul Haris saat membacakan sambutan tertulis Gubernur.
Kegiatan ini turut dihadiri Dirjen Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung KLHK – Ir. Hudoyo, MM, Kepala Badan Layanan Umum KLHK, Asosiasi Pengusaha Kehutanan Indonesia (APKINDO) Dr. Ir. Bambang Supiyanto, MM, Direktur Usaha Jasa Lingkungan dan Hasil Hutan Bukan Kayu KHLK, Puslit Karet KEMENTAN, para pakar bisnis, HHBK dan komoditi unggulan dari Fahutan UGM, IPB dan ULM, pelaku bisnis kemiri-jengkoI-kopi, segenap jajaran Dishutprop Kalimantan Selatan, BPDASHL Barito, UPT KLHK Lingkup Kalsel, KPH-KPH Kalsel, Forum Komunikasi-Forum Komunikasi bidang kehutanan, Kelompok tani Hutan binaan KPH Kalsel, serta para pemerhati kehutanan. MC Kalsel/tgh