Berdasarkan prediksi BMKG bahwa musim kemarau tahun 2019 ini diiringi dengan adanya air minu moderat, otomatis musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal Tersebut diutarakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalsel Wahyuddin pada saat ditemui jurnalis media center, Rabu (22/5/2019).
Menurutnya, kemaren sudah diberitahukan juga bahwa awal musim kemarau itu berada pada akhir bulan april dan puncaknya pada bulan agustus serta akan berakhir sekitar bulan november untuk kemaraunya.
“Sekarang pada posisi kemarau ini sudah memang terlihat bahwa kecenderungan panasnya luar biasa. Tetapi masih ada beberapa titik hujan dan dari segi suhunya sudah mencapai 30 derajat celcius,” katanya.
Maka dari itu ini menyebabkan kami sudah harus menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan.
Lanjut ia menbeberkan, jadi sampai sekarang sudah ada 25 kali terjadi kebakaran di lima Kabupaten/Kota yang ada di Kalsel yaitu Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah laut, Tapin dan Barito kuala.
Dari 5 kabupaten tersebut yang cukup parah berada di dua kabupaten kota yaitu Banjarbaru dan Kabupaten Banjar.
“Jadi dari lima Kabupaten ini sekitar 25 kali terjadi kebakaran hutan dan lahan tahun 2019,” ungkapnya.
Oleh karena itu mulai tanggal 1 juli ini kami sudah membuka lima posko, jadi setiap Kabupaten yang rawan karhutla akan didirikan posko dan disana akan ditunggu oleh satgas – satgas darat.
Sedangkan untuk satgas udara kemungkinannya tetap memakai helikopter, jadi kalau ada kejadian yang tidak terjangkau oleh satgas darat bisa di koper oleh satgas udara menggunakan helikopter,” ucap Wahyuddin.
Sementara itu ia mengatakan terkait untuk personilnya kita dibantu TNI, Polri ada dari departemen lingkungan hidup dan kehutanan (manggala akni), satuan pemadam kebakaran serta masyarakat.
“Jadi satgas itu terdiri dari gabungan masyarakat dan pemerintah termasuk swasta (dunia usaha),” jelasnya.
Saya menghimbau untuk masyarakat tahun ini cenderung kemarau panjang maka masyarakat diminta untuk berhati – hati dalam artian untuk membakar sampah, bekas – bekas padi yang sudah ditebas, jangan sampai menjalar, jadi harus dibikin sekat – sekat.
“Dan pak Gubernur sudah meminta untuk membuat surat edaran kepada seluruh lapisan masyarakat agar khususnya petani, kalau bekas jerami yang panen itu kalau bisa memotong itu dari bawah, jangan ada sisa, jadi sisa potongan jerami langsung dibuang ketempat yang aman agar tidak terjadinya kebakaran lahan,” pungkasnya. MC Kalsel/scw