Tugas di Palu Selesai, Denzipur Gawi Manuntung Tiba di Trisakti

Kasrem 101 Antasari Letkol Inf Rudi Namsyah sambut kedatangan Satgas Bencana Alam Denzipur Gawi Manuntung di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Kamis (3/1). Mc Kalsel /Fuz

Banjarmasin, 53 personil Denzipur-8/Gawi Manuntung bersama dengan 230 personil Yonzipur 17/Ananta Dharma tiba di pelabuhan Trisakti, Kamis (3/1), usai melaksanakan tugas Penanganan Bencana Alam di Palu.

Pemulangan tim Satgas Bencana Alam Palu ini menggunakan KRI dr. Sudarso, di mana misi KRI tersebut yakni Serpas-Sermat, Pergeseran Pasukan dan Material dengan tujuan selanjutnya ke pangkalan Surabaya.

Kasrem 101 Antasari Letkol Inf Rudi Namsyah dalam sambutan upacara penyambutan menjabarkan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh tim selama tiga bulan di Palu, Sulawesi Tengah yang terdampak bencana alam.

Kasrem 101 Antasari Letkol Inf Rudi Namsyah

Berikut kegiatan-kegiatan satgas, di antaranya Membuka jalan trans Sulawesi di 12 titik Kabupaten Donggala akibat longsor, Membangun 152 toilet di tempat pengungsian di Palu, Sigi dan Donggala, membangun 8 unit kelas dan 26 kelas darurat, Membersihkan area likuifaksi Balaroa dan Petobo, Pembersihan kota, rumah ibadah dan kampus IAIN Palu, Pembersihan sepanjang pantai Taweli arah Pantoloan serta membantu korban banjir bandang di Kabupaten Sigi dan dilanjutkan normalisasi sungai.

Rudi juga menitipkan pesan kepada prajurit yang baru kembali dari tugas agar perlu melakukan instropeksi dan mawas diri tentang apa yang telah dikerjakan selama di daerah penugasan.

“Jadikan pengalaman penugasan ini sebagai menambah semangat juang, peningkatan kerelaan berkorban dan kedewasaan diri setiap prajurit. Sehingga terlihat jelas gambaran diri postur prajurit profesional percaya diri disiplin dan terampil,” pesan patriot Rudi.

Sementara itu Komandan Kompi Denzepur-8/Gawi Manuntung Lettu CZI Muhammad Devi Yunus menjelaskan kondisi Palu saat undur pamit menjalani tugas kemanusiaan itu sejak 31 Desember silam, “Kondisi kota Palu sudah normal kondusif sudah seperti biasanya.”

Adapun kendala yang berat dilaksakan selama bertugas yakni saat melakukan pergeseran material (alat) dari lokasi satu ke lokasi lain yang melintasi jalan yang berdampak longsor.

“Saat geser ke Donggala rolling alat, normal perjalanan biasanya 18 jam, namun saat itu ditempuh sampai tiga hari akibat jalur utama tertutup,” tambah Devi Yunus. Mc Kalsel / Fuz

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan