Gerhana Bulan Singgahi Kota Banjarmasin

Super Bload Moon yang berhasil dilihat melalui teleskop theodolit. MC Kalsel/rmd

Banjarmasin,-

Berbagai cara dilakukan masyarakat di Indonesia untuk menyikapi kehadiran fenomena langka gerhana bulan super blood moon yang terakhir terjadi sekitar 150 tahun yang lalu.

Di Banjarmasin tepatnya di Siring Bekantan Banjarmasin, Rabu (31/1) malam, warga memadati lokasi tersebut untuk menyaksikan fenomena alam ini dengan menggelar nonton bareng sekaligus observasi yang difasilitasi oleh Fakultas Syariah UIN Antasari dan pemerintah kota dengan membawa peralatan modern canggih seperti teleskop theodolit dan teropong, serta layar lebar agar bisa menyaksikan pergerakan bulan membentuk Gerhana.

“Kegiatan observasi ini untuk mengedukasi sekaligus menjelaskan fenomena alam dalam sudut pandang ilmiah kepada masyarakat, sebab fenomena alam semacam gerhana bulan merupakan salah satu sains, sekaligus mengenalkan kepada anak dan remaja berbagai alat untuk observasi objek langit”, ujar Ahmad Syaikhu dosen ilmu astronomi UIN Antasari Banjarmasin.

Syaikhu menambahkan, pada Rabu malam di langit Banjarmasin dalam ilmu astronomi mengalami Gerhana Bulan Total, disebut dengan Bulan Perigee yakni saat bulan berada pada titik dekatnya dengan bumi yakni jarak bulan ke bumi bisa mencapai 356.400 Kilometer saat di perigee.

Dalam peristiwa gerhana bulan total atau perigee bulan terjadi karena cahaya matahari yang seharusnya ke bulan tertutup oleh bumi sehingga bagian hitam adalah bayangan bumi.

“Pada malam tersebut gerhana bulan terjadi total pada pukul 18.59 hingga 00.08 Wita Sedangkan  durasi gerhana bulan total mencapai 1 jam 16 menit  seiring bergeraknya bulan seperti sedianya pada pukul 00.08 Wita”, tambahnya. MC Kalsel/rmd

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan