Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan melaksanakan Workshop Imunisasi Dasar Lanjutan dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) serta Persiapan Kampanye Imunisasi Measles dan Rubella di Rattan In Hotel, Banjarmasin, Rabu (13/12).
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, H. M. Muslim mengatakan kegiatan workshop ini dalam rangka menyamakan persepsi dan komitmen agar capaian imunisasi Measles dan Rubella di tahun 2018 bisa tercapai.
“Target minimal yang harus tercapai yakni sekitar 95 peren, pada tahun 2017 Kampanye Imunisasi Measles dan Rubella telah dilaksanakan di Pulau Jawa, dan untuk diluar Pulau Jawa termasuk Kalimantan akan dilaksanakan pada tahun 2018 mendatang” ujarnya.
Terkait dengan pelaksanaan imunisasi serentak Measles dan Rubella di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri Muslim membeberkan akan dilakukan secara serentak pada Bulan Agustus-September 2018 dengan jumlah target yakni 1,2 juta anak dengan rentan usia dibawah 15 tahun.
Lebih jauh, terkait dengan kasus Difteri, Kadinkes Provinsi Kalsel mengatakan sampai saat ini masih belum ditemukan, meskipun belum lama ini pernah ada suspect tetapi setelah dilakukan pemeriksaan di laboratorium hasilnya negatif.
Menurutnya, gejala penyakit difteri rata-rata seperti penyakit flu yakni demam disertai peradangan pada tenggorokan. Oleh karena itu, dirinya menghimbau kepada masyarakat terutama para orang tua agar tidak ragu-ragu membawa anaknya ke Puskesmas terdekat untuk diberikan imunisasi, terlebih saat ini program imunisasi semuanya gratis.
Untuk jatah imunisasi di Kalsel sendiri Muslim mengatakan tidak ada masalah, dirinya juga meminta kepada masyarkat di perbatasan untuk tetap waspada. “Begitu juga dengan masyarakat yang hendak bepergian ke tempat Kejadian Luar Biasa (KLB) agar tetap berhati-hati dan tetap menjaga prilaku hidup sehat”pungkasnya.
Ditempat yang sama Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Abdul Haris Makkie meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel dalam mensosialisasikan Kampanye Imunisasi Measles dan Rubella harus disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat khususnya masyarakat di daerah pelosok.
“Dengan menggunakan bahasa dan contoh sederhana pesan tersebut akan sampai dan jika pesan yang kita maksud tersampaikan pasti akan dilakukan oleh masyarakat. Jika pemahamnya hanya setengah-setengah itu bisa menjadi bias, yang mana maskud kita baik malah jadi sebaliknya” ujar Haris.
Dalam beberapa kasus setelah dilakukan imunisasi biasanya ada efek samping pada anak seperti demam dan lainnya, hal ini juga yang menjadi perhatian Sekda Provinsi Kalsel kepada Dinkes Kalsel untuk benar-benar disampaikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak kebingungan apabila terjadi efek samping kepada anaknya pasca dilakukan imunisasi. MC Kalsel/Jml