Pelaksanaan kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah berjalan harus disikapi oleh umat Islam dengan strategi yang tepat untuk mengimbangi langkah-langkah ekpansif dari luar yang belum tentu sesuai dengan ajaran agama.
Demikian yang disampaikan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor pada pembukaan Seminar Ekonomi Islam dan Pelantikan KB PII di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Sabtu (25/11).
Menurutnya sistem perekonomian syariah dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi tantangan tersebut. Ekonomi syariah pada dasarnya adalah metamorfosa nilai-nilai ajaran Islam dalam sistem perekonomian.
“Oleh Karena itu, perkembangan ekonomi syariah yang sangat pesat harus kita lihat sebagai peluang yang sangat baik, mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama Islam” ujar Sahbirin.
Di Kalsel sendiri, lanjutnya, ekonomi syariah terus mengalami perkembangan ke arah yang cukup positif. Di sektor perbankan, khususnya perbankan syariah, Kalimantan Selatan telah menunjukan tren peningkatan.
Presentase pangsa aset perbankan syariah terhadap total perbankan terus meningkat naik dari 8,36 persen pada triwulan pertama menjadi 8,93 persen pada triwualn ke empat tahun 2017.
“Tentu saja, masih banyak bidang lain yang dapat menjadi objek perkembangan ekonomi syariah seperti di bidang pariwisata dan e-commerce, tinggal yang dibutuhkan saat ini adalah upaya terintegritas baik dari pemerintah pusat, daerah, serta seluruh elemen masyarakat untuk berkomitmen mengembangkan ekonomi syariah ini” pungkasnya. MC Kalsel/Jml