Workshop Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) berlangsung di Hotel Shangrila Surabaya, Rabu (22/11/2017), dimanfaatkan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor, untuk memaparkan dan mempromosikan produk-produk unggulan daerah.
Hasilnya, sejumlah produk komuditi unggulan pertanian dan perkebunan di Kalsel seperti kayu manis, pasak bumi, damar dan bahan jamu langsung diminati dan terjadi transaksi pembelian dan kerja sama lanjutan.
Selaras dengan tema workshop optimalisasi kerja sama perdagangan antardaerah, pada forum resmi yang dihadiri para gubernur se Indonesia, kementerian terkait dan pelaku usaha masing -masing daerah, Gubernur H Sahbirin Noor, memaparkan profile dan potensi daerah.
Diutarakan, Kalimantan Selatan dengan luas wilayah, 37.530,52 Km 2, dengan jumlah penduduk 4.119.794 jiwa, memiliki potensi kekayaan alam yang cukup melimpah.
Potensi tersebut, terang Paman Birin, sapaan akrab Gubernur Kalsel, antara lain meliputi bidang perkebunan, pertanian dan mineral serta sumber daya kelautan yang potensial. Pengelolaan sumber daya alam tersebut ditata kelola secara hati-hati dengan memperhatikan aspek lingkungan dan regulasi pemerintah.
“Kalimantan Selatan siap menjalin kerja sama perdagangan antardaerah dengan prinsip kerja sama saling menguntungkan dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan rakyat. Insya Allah jika membeli produk -produk unggulan atau kerajinan masyarakat kami, pihak pemesan atau pembeli akan terus bekerja sama dengan pelaku usaha kami,” ucap gubernur.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Ir H Hermansyah, MSi, menjelaskan, usai rapat koordinasi antar gubernur, kegiatan dilanjutkan dengan Workshop Pemanfaatan Produk Unggulan Daerah oleh masing-masing satuan kerja perangkat daerah.
Dalam workshop tersebut, lanjut Hermansyah, terjalin sejumlah kerja sama baik langsung maupun tidak langsung melalui proses penjajakan sebagai tindak lanjut. Produk Kalsel sendiri mendapatkan sambutan positif dari daerah lain seperti Jawa Timur dan provinsi lainnya.
Kalsel sendiri mengenalkan beberapa daerah seperti gula aren, beras Banjar, kayu manis, kain sasirangan dan tenun pagatan. Demikian pula pengenalan potensi investasi industri hilirisasi karet dan batubara.
“Kita optimistis, apa yang telah menjadi misi dagang Kalsel akan diminati oleh pengusaha daerah lain yang turut dalam workshop. Bahkan beberapa diantaranya sudah terjadi transaksi dan kerja sama,” tandasnya.
Melalui kerja sama antar daerah, terang Hermansyah, maka akan memberikan multi efek positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat dan ekonomi makro daerahl. Kerja sama seperti ini harus ditindaklanjuti dengan penguatan komunikasi antar dinas teknis yang menangani.
Sementara itu Kepala Dinas Perdangangan Kalsel Drs H Birhasani, MSi, merincikan jenis produk unggulan daerah yang telah terjalin transaksi untuk jenis komuditi adalah jenis kayu manis 5 ton per bulan, damar 30 ton per bulan, pasak bumi 5 ton per bulan curhab/bahan jamu 5 ton per bulan. Untuk produk beras Banjar masih dalam pembicaraan dengan pedagang Jatim dari Paguyuban Pedagang Nasi Goreng.
“Untuk produk gula aren dan gula semut masih proses negosiasi dan pembicaraan lanjutan oleh kedua belah pihak antara pelaku usaha Kalsel dengan beberapa provinsi lainnya, terutama menyangkut harga dan proses pengirimannya,” terang Birhasani. Humasprov – Mc Kalsel / Fuz