Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalimantan Selatan selalu gencar melakukan edukasi terkait investasi bodong kepada masyarakat. Banyak investasi bodong yang saat ini menggunakan layanan internet atau online.
Menurut Kepala Pengawasan Pasar Modal OJK Kalsel, Ali Ridwan suatu investasi dapat dikatakan bodong atau tidak jelas jika investasi tersebut menjanjikan sesuatu yang tidak masuk akal, tidak jelas badan hukumnya, serta penipuan dengan menggunakan testimoni dari figur publik.
“Masyarakat juga harus waspada, banyak investasi bodong yang berkedok koperasi, modusnya bisa menggunakan paket dan melakukan rekruitmen anggota. Dalam dunia Investasi, haram hukumnya menjanjikan hasil kepada investor” terang Ali pada Workshop wartawan di Hypermart Duta Mall, Banjarmasin, Kamis (12/10).
OJK sendiri, lanjutnya, memiliki peran pengawasan dan menginventarisir informasi perusahaan-perusahaan investasi, sedangkan untuk melakukan penindakan OJK bersama dengan Kepolisian, Kejaksaan, dan instansi terkait lainnya telah membentuk tim Satgas Waspada Investasi.
Ali juga menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menginvestasikan kekayaannya, jika masyarakat menemukan perusahaan yang menawarkan investasi dengan ciri-ciri diatas lebih baik dihindari. “Jika kita sudah tahu ya hindari saja” ucapnya.
Sementara itu, Head of Representative Office Banjarmasin, Yuniar mengatakan sampai saat ini jumlah investor di Kalsel sudah mencapai 5.964 investor, jumlah ini masih lebih bagus jika dibandingkan dengan Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
“Perkembangan investor di Kalsel sendiri cukup baik, pada tahun 2013 investor di Kalsel masih di kisaran angka 1.300 investor, sekarang sudah 5.964 investor, target kedepan diharapkan mampu mencapai 6.000 investor” ujarnya.
Pada tahun 2017 ini, terangnya, IDX pusat menargetkan sebanyak 2074 investor baru, dari target yang ditetapkan oleh IDX pusat, IDX Kantor Perwakilan Banjarmasin telah mengantongi sebanyak 300 investor baru selama bulan Oktober 2017.
“Target yang sudah jadi ada 300 investor, dan masih ada penambahan lagi dari dua kampus yang akan di edukasi, total sekarang yang sudah tercapai ada 883 investor atau 42 persen dari target yang ditetapkan” terang Yuniar.
Dalam memenuhi targetnya IDX Kantor Perwakilan Banjarmasin tidak serta-merta lancar begitu saja, hal ini dikarenakan ada permasalahan dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), yang mana pada bulan Juli lalu ada penutupan 70 akun investor yang sudah membuka rekening efek tetapi tidak ada investasi (doll main account).
Yuniar juga menjelaskan, berdasarkan data bulan Desember 2016 hingga September 2017 pertumbuhan investor Kalsel masih belum mencapai angaka 20 persen atau hanya berkisar 17,4 persen saja. MC Kalsel/Jml