Berbagai lembaga yang tergabung dalam TPID melakukan beberapa program untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Ramadhan, pada saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri seperti melaksanakan pasar murah dan operasi pasar. Memenuhi kecukupan stok, baik dari Bulog maupun dari Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, termasuk penambahan impor bawang putih dari luar daerah.
“Selain itu, Tim Satgas Pangan Provinsi Kalsel dan Kabupaten/Kota turut melakukan kegiatan inspeksi mendadak di pasar tradisional maupun retail/modern,” papar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan Harymurthy Gunawan dalam diskusi bulanan bersama insan pers, Kamis (6/7) di Kantor BI Kalsel Banjarmasin.
Kementerian Perdagangan telah mendorong penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) komoditas gula, minyak goreng kemasan sederhana dan daging guna menjaga stabilitas harga bahan pokok tersebut. Diperlukan strategi penataan distribusi harga bahan pokok di pasar tradisional agar setara dengan HET di retail/modern.
Selain HET, Bulog turut serta dalam menjaga kestabilan inflasi pada masa Ramdhan dan Idul Fitri dengan melakukan beberapa program, yaitu (1) Perum Bulog Divre Kalsel sampai dengan saat ini terus melakukan operasi pasar murah untuk komoditas pokok (Beras, Gula, Cabai) yang mengalami kenaikan harga melebihi batas wajar, (2) Program pengendalian harga pangan berkelanjutan melalui Rumah Pangan Kita (RPK). Sampai dengan Juni 2017, realisasi RPK adalah 286 unit atau 15,7 persen dari target sebesar 1.816 unit.
“Guna menjaga kestabilan inflasi dari sisi bahan makanan, Kementerian Pertanian melalui Dinas/Badan Ketahanan Pangan membentuk Toko Tani Indonesia (TTI), termasuk di Kalsel. TTI di Kalsel juga meningkat dari 31 TTI pada awal tahun menjadi 34 TTi pada Maret 2017,” lanjut Harymurthy. (Dha)
