Sejarah Singkat Lahirnya Kesenian Japin Carita

Kepala Datu sekaligus pendiri Teater Awan, Akhmad Sufian Al-Banjari turut memberikan sambutan pada pembukaan Festival Japin Carita di Auditorium Mastur Jahri IAIN Antasari Banjarmasin, Selasa (21/2). Dirinya menjelaskan mengenai sejarah singkat lahirnya kesenian tradisional Japin Carita di Kalimantan Selatan. Mc Kalsel / Fuz

Ada berbagai macam kesenian teater diantaranya teater tutur dan teater non-tutur, teater tutur merupakan teater yang  diperankan  dan ditonton oleh seseorang, seperti kesenian bapandung (kesenian yang memerankan bebagai karakter hanya seorang diri).

Hal ini diutarakan oleh ketua datu sekaligus pendiri teater awan IAIN Antasari, Akhamad Sufian Al Banjari pada acara pembukaan festival japin carita ke-4 tahun 2017, di Auditorium Mastur Jahri IAIN Antasari, Banjarmasin, Selasa (21/2).

Menurutnya selain bapandung kesenian teater tutur lainnya adalah teater andi-andi, kesenian ini biasanya dilakukan pada saat musim panen, selain itu juga ada kesenian balamut dan kesenian madihin dimana dalam pembawaannya diiringi tabuhan terbang atau gendang.

“Untuk kesenian teater non-tutur salah satu contohnya adalah japin carita, dimana dalam sejarah japin caita ini berasal dari Banjar tepatnya di daerah Sungai Miai. Saat pertama kali dikenalkan kesenian ini bernama japin arab yang digelarkan di sekitar daerah Kampung Melayu, Sungai Miai, Alalak, Kelayan, dan Banyiur pada tahun 1960-an” ujar Sufian.

Dimana pada tahun 1985 lanjutnya, orang-orang dari daerah Kabupaten Tapin berpendapat bahwa kesenian japin arab ini lahir di kota Rantau Kab. Tapin tepatnya di daerah Margasari dengan nama japin carita.

“Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa japin carita ini lahir pada tahun 1985 di Kabupaten Tapin, namun mengenai siapa pencetusnya masih belum ada ketentuan khusus” ungkapnya.

Pendiri teater awan ini juga mengungkapkan bahwa partisipasi peserta festival japin carita ke-4 pada tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Dimana pada tahun ini awalnya diikuti sebanyak 20 peserta baik dari komunitas atau sanggar seni se-Kalimantan Selatan, namun sangat disayangkan tanpa alasan yang jelas salah satu komunitas kesenian dari SMK Bina Banua Banjarmasin mengundurkan diri, sehingga hanya tersisa 19 komunitas kesenian yang turut berpartisipasi pada fesetival japin carita tahun ini” pungkasnya. (Jml)

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan