Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan festival permainan tradisional balogo yang ditujukan untuk para generasi muda, dalam rangka melestarikan salah satu permainan yang berasal dari Kalsel.
Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi kalimantan selatan, Muhammadun melalui kepala Bidang kebudayaan, Raudati Hildayati mengungkapkan kegiatan ini menjadi salah satu wadah dari antusias masyarakat kalsel yang ingin terus melestarikan permainan tradisional dari banua kita.
“Permainan Balogo menjadi salah satu permainan tradisional yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi,” ucapnya, Banjarmasin, Kamis (7/12/2023).
Ia menerangkan Permainan Balogo ini banyak memiliki arti diantanyara menanamkan nilai-nilai budaya yaitu kejujuran, tidak egois, Kerjasama, sikap kerja keras dan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan.
Hilda mengatakan dalam melestarikan peninggalan orang tua kita dahulu tanpa kerja keras dari orang banua sendiri, maka mustahil kebudayaan ini dapat maju dan berkembang di tengah arus globalisasi dunia seperti yang terjadi sekarang ini.
Untuk itu, dalam hal pelestarian kebudayaan banua, pihaknya berkomitmen untuk terus bergerak mengusung seni dan menjunjung budaya, serta menjaga karya-karya budaya yang sudah mulai dilupakan bahkan ditinggalkan.
“Tanpa upaya dari kita semua, maka lambat laun kebudayaan kita akan tereliminasi dan kehilangan jati diri di tengah peradaban dunia global,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi sejarah dan tradisi Herry Yulianata menambahkan pada perlombaan Balogo diikuti 52 orang peserta terdiri dari 39 orang siswa SMA Kabupaten/kota se-Kalsel dan 13 orang guru pendamping dari Sekolah Kabupaten/Kota se-Kalsel.
“Mereka nantinya akan dinilai langsung oleh dewan juri yang sudah biasa menjadi juri pada perlombaan balogo di kalimantan selatan,” tuturnya.
Herry pun berharap pelaksanaan Festival Balogo Tahun 2023 ini, dapat menumbuhkan semangat, apresiasi, dan minat dalam upaya pelestarian kebudayaan.
“Agar generasi muda saat ini tidak meninggalkan permainan tradisional balogo yang semakin ditinggalkan oleh generasi muda sekarang, karena kecanggihan teknologi yang ada pada saat ini,” tambahnya. MC Kalsel/usu