Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel memastikan di 2022 ini Kalsel surplus beras sebanyak 42,46 ton.
Kepala BPS Kalsel, Yos Rusdiansyah mengatakan, kondisi tersebut didapat setelah melalui proses perhitungan dengan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
“Kami pun mencatatkan ada surplus sebanyak 42 ribu ton lebih, hasil akumulasi beberapa kabupaten/kota,” kata Rusdiansyah pada jumpa pers Data Produksi Beras di Kalsel, Banjarbaru, Senin (14/11/2022).
Rusdiansyah menambahkan, berdasarkan data BPS periode Januari hingga September 2022, tercatat luas area panen di Kalsel mencapai 157,66 ribu hektare, ditambah potensi panen periode Oktober hingga Desember 2022 sekitar 67,83 ribu hektare, sehingga luas panen tahun ini diperkirakan sebesar 225,48 ribu hektare.
Adapun total produksi padi di Kalsel, lanjut Rusdiansyah, periode Januari hingga September 2022 sebanyak 619,17 ribu ton Gabah Kering Giling (GKG), ditambah potensi produksi Oktober hingga Desember sekitar 253,95 ribu ton GKG, maka produksi padi di Kalsel diperkirakan mencapai 873,13 ribu ton GKG.
“Apabila dikonversikan ke beras dengan angka konversi 59,17 persen, maka didapat angka 516.611 ton. Untuk perhitungan surplus beras tahun ini berdasarkan data BPS dengan menggunakan metode KSA sampai Desember diperkirakan 42,46 ribu ton,” tutur Rusdiansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas TPH Kalsel, Syamsir Rahaman mengatakan, berdasarkan perhitungan BPS Kalsel tersebut dia menjamin ketersediaan beras di Kalsel aman.
“Secara keseluruhan surplus kita 42 ribu ton. Itu hasil paling minim, karena di November dan Desember kita masih panen. Bahkan Januari dan Februari 2023 pun kita masih panen. Belum lagi ada sisa gabah atau padi kita dari tahun sebelumnya yang ada di lumbung padi masyarakat, penggilingan, dan rumah-rumah petani. Jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan,” tutur Syamsir.
Bahkan dengan surplus tersebut, lanjut Syamsir, Provinsi Kalsel juga turut menyokong pasokan beras untuk sejumlah provinsi tetangga.
“Meskipun begitu, kita tetap harus menjaga pasokan kita agar bisa tetap surplus, kita perlu mengatur untuk pintu keluar masuk gabah dan beras kita ke provinsi lain, dan itu harus ada pos jaga dengan menempatkan sejumlah personil untuk mendata jalur distribusi keluar masuk gabah atau beras di Kalsel,” ujar Syamsir. MC Kalsel/Jml