Pemerintah Provinsi Kalsel melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menggelar pertemuan meningkatkan kapasitas SDM dalam penyusunan rencana kebutuhan obat dan vaksin melalui aplikasi logistik, di Banjarmasin.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan mutu penyusunan rencana kebutuhan obat (RKU), yang harus disusun setahun sebelumnya.
“RKU ini menggunakan aplikasi e-monev, sehingga ini menjadi kewajiban mereka di era JKN ini, semua fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS wajib membuat RKU,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin melalui Kabid Sumber Daya Kesehatan, Akhmad Yani, Rabu (31/8/2022).
Sehingga, dari RKU akan terlihat kebutuhan obat di setiap masing-masing fasyankes dan terlihat berapa obat yang harus disediakan pabrik, sehingga pabrik juga mengetahui kebutuhan obat.
“Untuk memproduksi suatu obat, perlu 3-6 bulan pabrik menyiapkannya karena sebagian bahan baku impor,” jelasnya.
Saat ini, kita ingin meningkatkan kapasitas keterampilan dan pengetahuan supaya penghitungan obat tidak terlalu jauh dengan kenyataan yang dibeli.
“Artinya antara perencanaan dan pengadaan tidak jauh meleset, karena yang rugi keduanya juga,” ucapnya.
Selajutnya, di kegiatan RKU ini juga membahas aplikasi e-logistik yang dipakai oleh instalasi farmasi, untuk mengendalikan distribusi obat dari kabupaten ke fasyankes khususnya puskesmas.
“Melalui pertemuan ini kita akan memantapkan lagi penggunaan aplikasi e-logistik itu, sehingga kabupaten akan mudah mengendalikan ketersediaan dan distribusi obatnya,” katanya.
Harapannya dari pertemuan ini, para peserta dapat melakukan penghitungan lebih baik, sehingga penyusunannya atau mendapatkan data lebih akurat.
“Dengan demikian, pada saat pengadaan tidak terlalu banyak kendala. Artinya pabrik sudah siap untuk produksi, jangan sampai nanti kita menyusun, ternyata pabrik tidak produksi,” pungkasnya. MC Kalsel/tgh