Gencarkan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial Melalui PLM

Foto bersama pada Peer Learning Meeting. Dispersip Kalsel/dok

Guna memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas SDM unggul melalui peningkatan kemampuan literasi, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI terus mendorong gerakan literasi, dengan menggencarkan kegiatan transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dimulai sejak 2018.

Hal tersebut dapat dilihat melalui perluasan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 96 Perpustakaan Desa, yang berada di 136 kabupaten/kota, dan 34 Provinsi, termasuk di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Konsultan Program Transformasi Inklusi Sosial Perpusnas RI, Syaechu Aziz mengatakan, transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial menitikberatkan pada peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, agar dalam memberikan layanan mampu memahami kebutuhan masyarakat.

“Kegiatan Peer Learning Meeting (PLM) ini merupakan bagian dari program prioritas nasional 2020-2024, kami ingin pengelola perpustakaan daerah berdiskusi mencari solusi dari kendala yang dialami dalam menjalankan tugas di lapangan,” kata Aziz pada pembukaan PLM, di Kabupaten Banjar, Selasa (5/7/2022).

Adapun peserta PLM di periode 2022 ini, terdiri dari tiga perpustakaan desa di Kabupaten HSU, yakni Perpustakaan Desa Tambak Sayu Panji, Tigarun dan Pematang Benteng. 

Diwaktu yang sama, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, Nurliani Dardie mengaku, pihaknya terus berupaya menjalankan amanah perpustakaan inklusi sosial di Kalsel. 

“Tujuannya agar masyarakat Kalsel bisa mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru serta meningkatkan kesejahteraan,” jelas Nurliani.

Menurut Nurliani, kegiatan ini merupakan wujud nyata keterlibatan Dispersip Kalsel dalam rangka mendukung visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel, yakni Kalsel MAJU, Makmur, Sejahtera dan Berkelanjutan sebagai gerbang IKN. MC Kalsel/Jml

Mungkin Anda Menyukai