Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyiapkan langkah strategis dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Saat ini, perkebunan merupakan subsektor unggulan pertanian yang mampu bertahan di tengah pandemi, didukung dengan komoditas kelapa sawit sebagai salah satu penopang perekonomian.
Berdasarkan data BPS, Kalsel memiliki luasan areal kelapa sawit mencapai
426.445 Ha yang terdiri dari 313.545 Ha milik perusahaan swasta, 6.489 Ha milik perusahaan negara, dan 106.441 Ha diusahakan oleh rakyat, dengan total produksi minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) mencapai 1.130.745 ton.
“Jumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang ada sebanyak 97 perusahaan, dengan jumlah pabrik CPO sebanyak 39 PKS. Penyerapan tenaga kerja diperkebunan sawit sebanyak 71.066,” kata Pj Gubernur Kalsel, Safrizal ZA, Banjarbaru, Jumat (2/7/2021).
Dengan potensi yang dimiliki, selain melakukan validasi data dan pembentukan tim penyelesaian keterlanjuran kegiatan usaha sawit perkebunan, Pemprov Kalsel berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas kelapa sawit pekebun melalui program yang didukung dana dari Badan Pengelolaan Dana Pembangunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dari tahun 2018 sampai 2021 seluas 16.217 Ha. Untuk target 2021 target PSR seluas 11.900 Ha. PSR dialokasikan di Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru, dan Barito Kuala,” ujar Safrizal.
Kemudian, pembangunan hilirisasi industri sawit juga perlu dikembangkan, mengingat saat ini Kalsel baru memiliki dua industri pengolahan sawit menjadi minyak goreng.
“Diversifikasi integrasi perkebunan kelapa sawit dengan komoditas lainnya dalam mendukung ketahanan pangan juga sangat diperlukan. Salah satunya integrasi dengan peternakan sapi potong sebagai upaya percepatan swasembada sapi di Kalsel,” kata Safizal. MC Kalsel/scw