Guna mencegah penyebaran COVID-19 dan dalam rangka meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata, Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif RI menganjurkan kepada pelaku usaha sektor pariwisata di daerah untuk menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Clean, Healthy, Safety, and Environment).
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, M Syarifuddin, mengatakan sejak tahun 2020 lalu para pegiat sektor pariwisata di Kalimantan Selatan sudah mulai menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE.
“Jadi, kita sudah melakukan pelatihan kepada para pelaku usaha pariwisata baik itu bidang perhotelan, home stay, dan rumah makan. Dengan penerapan CHSE ini kita menghendaki kedepannya kualitas pelayanan bisa lebih baik lagi,” kata Syarifuddin, Banjarmasin, Rabu (17/3/2021).
Syarifuddin mengatakan, dalam melaksanakan pelatihan sertifikasi CHSE, Dinas Pariwisata Kalsel bekerja sama dengan suatu lembaga sertifikasi khusus pelaku usaha pariwisata.
“Salah satu materi pelatihan yang diberikan yakni peningkatan kualitas standar pelayanan yang sesuai dengan protokol kesehatan berbasis CHSE, dimulai dari penerimaan tamu, menjaga kebersihan, kesehatan pegawai, dan pelestarian lingkungan sekitar,” ujar Syarifuddin.
Syarifuddin juga menegaskan bahwa pada masa pandemi seperti ini, penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE diwajibkan bagi pelaku usaha pariwisata di Banua. Seperti diketahui, pelayanan jasa dan kenyamanan bagi pengunjung adalah hal penting yang dijual di sektor pariwisata.
Apalagi menurut Dia, faktor penting sektor pariwisata saat ini adalah kebersihan. Jika tidak bersih, memungkinkan pengunjung untuk komplain dan enggan untuk datang kembali. Selain itu, yang tidak kalah penting yakni keamanan di destinasi wisata.
“Dalam sapta pesona yang paling pertama ditegaskan yakni rasa aman. Kalau rasa aman ini kurang, pastinya akan menyulitkan destinasi wisata tersebut untuk berkembang, apalagi bila sampai tersebar melalui mulut ke mulut, dampaknya akan sangat berpengaruh sekali,” jelas Syarifuddin.
Syarifuddin memperkirakan, sejauh ini sudah ada ratusan pelaku usaha pariwisata di Kalsel yang telah menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE ini.
“Di tahun 2020 kemarin kami sudah melakukan pelatihan sertifikasi CHSE ini kepada beberapa angkatan. Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata di Kabupaten/Kota untuk pelaksanaan pelatihan sertifikasi CHSE ini,” imbuh Syarifuddin.
Syarifuddin pun berharap, penerapan CHSE mampu memacu para pelaku usaha pariwisata untuk memberikan pelayanan jasa yang lebih baik lagi, terlebih persaingan saat ini juga begitu ketat.
“Dengan diterapkannya CHSE ini, pelaku usaha pariwisata dipastikan akan saling berlomba untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Apalagi persaingan saat ini cukup ketat, jadi siapa yang bisa memberikan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan, Dialah yang akan jadi pemenangnya,” pungkas Syarifuddin. MC Kalsel/Jml