Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Selatan menggandeng Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) untuk merumuskan solusi menghadapi masalah kepariwisataan pasca banjir yang terjadi di Kalsel.
Seperti diketahui, terpuruknya sektor pariwisata di Kalsel tidak hanya disebabkan oleh pandemi COVID-19, namun juga ditambah dengan bencana banjir yang terjadi pada pertengahan bulan Januari lalu.
“Kemarin itu kita dapat musibah banjir, dan dampaknya terasa sekali. Terutama destinasi wisata yang berada di dekat bantaran sungai seperti yang ada di Barabai (HST), Kandangan (HSS), Pelaihari (Tanah Laut), dan lainnya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kalsel, M Syarifuddin usai membuka Rapat Koordinasi Teknis Pariwisata, Banjarbaru, Senin (15/3/2021).
Syarifuddin pun mengatakan bahwa sebelumnya Dinas Pariwisata Kalsel juga telah meminta data destinasi wisata terdampak banjir kepada Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota.
“Data sudah kita kirim ke Kementrian Pariwisata, semoga dari pihak kementerian bisa memberikan tanggapan positif untuk membantu destinasi wisata yang terdampak banjir ini,” ujar Syarif.
Berdasarkana data yang diterima itu, Syarifuddin mengungkapkan hampir semua destinasi wisata di 11 kabupaten/kota terdampak banjir mengalami kerusakan. Kerusakan cukup berat terjadi pada destinasi wisata di Hulu Sungai Tengah.
“Mulai dari Hantakan dan Batu Benawa itu menerima dampak yang cukup besar karena kebanyakan destinasi wisatanya di aliran sungai. Pemerintah Provinsi dan Daerah akan memberikan perhatian. Semoga dengan adanya perhatian pemerintah mulai dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dampak dari banjir ini bisa diatasi,” pungkas Syarifuddin. MC Kalsel/Jml