Guna mangantisipasi trauma, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kalimantan Selatan memberikan dukungan psikologis awal atau Psychological First Aid (PFA) untuk para penyintas banjir di Kalsel.
Sejauh ini, DPPPA Kalsel telah turun ke tiga lokasi seperti Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Banjarmasin untuk memberikan pendampingan psikologis, bekerja sama dengan 150 psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia Cabang Kalimantan Selatan, organisasi/asosiasi psikologi, dan sukarelawan.
“Tim psikolog biasanya mengajak anak-anak korban banjir bernyanyi, menggambar, dan bercerita guna mendapatkan gambaran awal gejala depresi untuk memberikan dukungan awal,” kata Kepala Seksi Perlindungan Khusus Anak DPPPA Kalsel, Naimah Fitriyanuarty, Banjarbaru, Jumat (5/2/2021).
Berdasarkan penilaian di lapangan, Naimah pun mengatakan sampai saat ini belum ditemukan penyintas banjir yang mengalami depresi atau stres berat.
“Hingga saat ini, menurut laporan di lapangan gangguan psikologis penyintas banjir tidak ada yang serius depresi atau stres berat,” kata Naimah.
Namun demikian, DPPPA Kalsel tetap berupaya memberikan pendampingan. Sehingga, jika nanti ditemukan gejala berat dapat segera dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.
Dari bencana banjir yang terjadi, Naimah bersyukur karena banyak psikolog muda yang turun langsung menjadi relawan untuk membantu penyintas banjir dari segala usia agar terhindar dari trauma.
“Mungkin dengan ini gotong royong kita makin terlihat di masyarakat untuk membantu dengan terjun langsung ke lokasi banjir tanpa dibayar,” ujar Naimah. MC Kalsel/scw